26 Juni 2025
19:50 WIB
DPR Dorong Perbaikan Prosedur Evakuasi Di Gunung
DPR menyatakan akan meminta penjelasan dari Basarnas terkait lambatnya proses evakuasi warga negara Brasil, Juliana Marins, yang jatuh saat mendaki Gunung Rinjani
Penulis: Gisesya Ranggawari
Editor: Nofanolo Zagoto
Tim SAR gabungan saat melakukan evakuasi terhadap seorang pendaki yang jatuh di kawasan Gunung Rinjani Lombok, NTB, Selasa (24/06/2025). ANTARA/HO-Humas SAR Mataram
JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, pihaknya akan mendorong adanya perbaikan dalam setiap proses evakuasi kecelakaan di gunung. Hal ini menyusul meninggalnya pendaki asal Brasil, Juliana Marins di Gunung Rinjani.
Ia menyebut, komisi terkait yaitu Komisi V DPR RI juga akan melakukan pengawasan serta pemantauan langsung ke Taman Nasional Rinjani untuk menghimpun catatan dan kronologi kejadian secara lengkap.
"Tadi kami sudah sampaikan kepada komisi terkait untuk juga melakukan kunjungan," ujar Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (26/6).
Nantinya, catatan-catatan evaluasi yang dihimpun akan disampaikan kepada pemerintah, khususnya terkait mitigasi kecelakaan di destinasi outdoor seperti gunung. Agar, kejadian serupa tidak terulang dan proses evakuasi bisa lebih cepat dilakukan.
"Juga evaluasi dan memberikan masukan kepada pemerintah tentang hal yang terjadi di Rinjani," ucap Dasco.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Syaiful Huda, menyatakan akan meminta penjelasan dari Basarnas terkait lambatnya proses evakuasi warga negara Brasil, Juliana Marins, yang jatuh saat mendaki Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menurut Huda, penilaian masyarakat mengenai lambatnya evakuasi adalah hal yang wajar, apalagi korban sempat berada dalam kondisi hidup dan bisa bergerak setelah terjatuh ke lereng gunung berjarak 300 meter dari jalur pendakian.
"Kami menilai respons dari netizen sangat wajar, mengingat kondisi korban yang masih relatif stabil sesaat setelah jatuh ke jurang. Andaikan evakuasi bisa dilakukan lebih cepat, peluang korban untuk selamat tentu lebih besar," kata Huda.
Ia menegaskan bahwa Komisi V akan meminta keterangan resmi dari Basarnas mengenai prosedur evakuasi, serta alasan mengapa proses penyelamatan tidak bisa dilakukan secara lebih cepat. Termasuk berkaitan dengan kesiapan peralatan dan teknologi pendukung yang ada.
"Kami akan meminta penjelasan dari Basarnas terkait mekanisme penyelamatan korban dan apa yang menjadi kendalanya," tutur Huda.