30 November 2024
09:50 WIB
DLH Jakarta Tak Diuntungkan Dari Retribusi Sampah
Retribusi sampah untuk mengurangi keluarga membuang sampah tapi lebih banyak memilahnya.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Foto udara sejumlah truk membuang sampah di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang, Serpong , Tangerang Selatan, Banten, Rabu (10/7/2024). Antara Foto/Sulthony Hasanuddin.
JAKARTA - Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto menegaskan, tidak mencari untung dari kebijakan retribusi sampah.
Asep justru berharap masyarakat dapat memilah sampahnya dari rumah dan tidak dikenakan retribusi sampah apabila nantinya peraturan tersebut diberlakukan.
"Kita bukannya retribusi makin banyak makin senang. Kita tidak cari untung. Justru berarti masyarakat enggak ada kesadarannya juga (memilah sampah)," kata Asep di Jakarta, Jumat (29/11) dikutip dari Antara.
Asep menekankan, kesadaran masyarakat terkait pengelolaan sampah penting untuk ditingkatkan. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta setiap harinya mencatat jumlah sampah di Jakarta yang dibawa ke tem6pat Penampungan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, sebanyak 7.200 sampai 7.700 ton.
Dengan demikian, daya tampung di TPST Bantargebang secara otomatis akan mengalami penurunan. Karena, luasnya tak bertambah namun setiap hari sampah terus berdatangan dari berbagai wilayah.
Karena itu, lanjut Asep, kondisi TPST Bantargebang kini tidak baik-baik saja. Ditambah lagi, jumlah rumah yang aktif memilah sampah di DKI Jakarta masih sangat rendah.
“Sekitar baru 34.000 rumah (yang aktif memilah sampah) dari 2,3 juta rumah,” kata Asep.
Asep berharap masyarakat lebih aktif memilah sampah di rumah. Pembebasan retribusi akan diberikan kepada warga yang aktif memilah sampah dari sumbernya atau yang tergabung dalam bank sampah.
"Enggak dikenai retribusi. Hanya pilah sampah sendiri paling tidak sebulan dua kali ke bank sampah. Sistem otomatis akan terbebas retribusi," kata Asep.