c

Selamat

Selasa, 23 April 2024

NASIONAL

21 September 2021

08:48 WIB

DKI Kembali Buka Layanan Medis Non Covid-19 Di RS Rujukan

Karena fokus untuk menangani pasien covid-19, sejumlah RS rujukan meniadakan layanan non covid-19

Editor: Faisal Rachman

DKI Kembali Buka Layanan Medis Non Covid-19 Di RS Rujukan
DKI Kembali Buka Layanan Medis Non Covid-19 Di RS Rujukan
Ruangan Perawatan di RSCM, Jakarta. dok. Antara Foto.

JAKARTA – Pemprov DKI Jakarta akan membuka kembali layanan medis non covid-19, di tiap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang saat ini menjadi RS rujukan covid-19 secara bertahap. Angka kasus covid-19 yang jauh menurun dan tindakan pengobatan penyakit non covid-19 yang tertunda jadi landasan kebijakan ini.
 
"Untuk itu (peralihan ke pelayanan non covid-19), kami berproses secara bertahap, seiring perkembangan kondisi pandemi covid-19," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti Widyastuti di Balai Kota Jakarta, Senin (20/9) malam.
 
Widyastuti menyebutkan, proses peralihan tersebut telah dimulai dan kini tim sudah turun untuk melakukan penilaian ke RSUD yang sebelumnya fokus menangani pasien covid-19.
 
"Tim sudah turun ke rumah sakit, dan secara bertahap kita mengembalikan beberapa rumah sakit untuk memulai layanan non covid-19," ucapnya.
 
 Widyastui menegaskan, langkah tersebut diambil pihaknya lantaran adanya beberapa tindakan elektif yang tertunda terhadap pasien non covid-19, mengingat pelayanan di rumah sakit yang sejauh ini fokus pada penyembuhan covid-19.
 
"Sehingga beberapa tindakan elektif yang kemarin sempat tertunda bisa kita mulai lagi untuk dilakukan di rumah sakit-rumah sakit," ucapnya. 

Catatan saja, per 17 Juni jumlah RS rujukan covid-19 di Jakarta meningkat jadi 140 rumah sakit. Dari jumlah total rumah sakit rujukan, sebanyak 32 rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta. 

Dari 32 rumah sakit tersebut, hanya 13 RS yang secara khusus hanya melayani pasien covid-19. Sementara sisanya, turut melayani pasien covid-19 dan non-covid-19.


RS Swasta
Namun, meski belum bisa menyebutkan jumlah dan RS mana saja yang akan membuka kembali layanan non covid-19, Widyastuti menyebutkan, nantinya hal tersebut juga akan dilakukan pada rumah sakit koordinasi pemerintah pusat. Termasuk juga rumah sakit swasta di Jakarta.
 
"Tentu rumah sakit kami berkoordinasi dengan teman tingkat pusat dan juga asosiasi rumah sakit swasta yang ada di DKI," tuturnya.
 
Sekadar informasi, kondisi covid-19 di Jakarta berdasarkan data yang masuk pada 19 September 2021 mengalami perbaikan. Hanya terdapat kasus baru sebanyak 91 orang yang menyebabkan total konfirmasi kasus positif sebanyak 856.252 kasus. 

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat, penambahan kasus positif covid-19 harian tersebut, merupakan yang terendah pada Senin ini sejak 29 Juni 2020 dengan 91 kasus.
 
"Saat itu kasus positif bertambah sebanyak 95 kasus dan sesudahnya selalu di atas 100 kasus per hari," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia di Jakarta, Senin.

Sementara jumlah kasus aktif di Jakarta turun 321 kasus. Dengan begitu, jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 2.558 (orang yang masih dirawat/isolasi).
 
Dari jumlah total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 840.212 (naik 409 kasus), dengan tingkat kesembuhan 98,1%. Total 13.482 orang (naik tiga) yang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,6%.
 
Adapun positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 1,1%, artinya lebih rendah dari batas atas WHO yang menetapkan 5% untuk terkategori kawasan aman.

Adapun untuk tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) isolasi covid-19 di 140 rumah sakit rujukan covid-19 DKI Jakarta, saat ini turun jadi 9%. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, keterpakaian tempat tidur ICU covid-19 juga mengalami penurunan menjadi 20%. 



Positivity Rate
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, positivity rate Indonesia yang kini berada di bawah 2%, juga mengindikasikan penanganan pandemi covid-19 berjalan dengan baik.

Positivity rate adalah perbandingan antara jumlah kasus positif COVID-19 dengan jumlah tes yang dilakukan. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat angka positivity rate pada Senin (20/9) ini tercatat sebesar 1,28%.

"Saat ini angka positivity rate Indonesia berada di bawah 2%. Hal ini lagi-lagi mengindikasikan penanganan pandemi yang sudah berjalan baik dan sesuai acuan WHO," katanya.

Ia menuturkan, dalam pelaksanaan PPKM, meski jumlah kasus sudah turun signifikan, tetapi jumlah testing terus mengalami peningkatan. Sehingga positivity rate mampu diturunkan hingga di bawah standar WHO sebesar 5%.

Selain itu, jumlah yang dilacak (tracing) dari hari ke hari juga terus meningkat. Saat ini proporsi kabupaten/kota di Jawa-Bali dengan tingkat tracing di bawah 5 hanya sebesar 36% dari total.

"Ke depan, testing, tracing, dikombinasikan dengan isolasi terpusat menjadi bagian penting untuk mengidentifikasi secara dini potensi penyebaran kasus covid-19 dan juga penggunaan PeduliLindungi yang makin baik. makin dilengkapi, makin disempurnakan," tuturnya. 

Luhut yang juga Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) meyakini, Indonesia akan bisa mengendalikan pandemi dengan target tersebut. Kuncinya, menurut dia yakni 3T, 3M, penggunaan PeduliLindungi serta vaksinasi yang masif.

Sementara itu, terkait vaksinasi, menurut dia, berkaca dari pengalaman negara lainnya, vaksinasi menjadi syarat perlu untuk proses transisi dari pandemi menjadi endemi. Pencapaian target cakupan vaksinasi juga sangat penting, mengingat vaksin sudah terbukti melindungi dari sakit parah yang membutuhkan perawatan rumah sakit atau kematian terutama untuk para lansia.

Sayangnya, kinerja beberapa kabupaten/kota masih perlu dikejar untuk mencapai target 70 persen dosis 1 dan terutama 60 persen dosis 1 lansia. "Kami akan bekerja dengan keras untuk mencapai target tersebut karena angka kematian yang kita temukan banyak sekali lansia. Oleh karena itu, lansia kita targetkan untuk dapat vaksin lebih banyak lagi," tuturnya.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar