19 September 2024
14:45 WIB
DKI-BPS Berkolaborasi Petakan Potensi Tiap Rukun Warga Di Jakarta
Salah satu indikator kota global yakni tidak ada lagi wilayah yang kumuh. Guna mengentaskan wilayah kumuh diperlukan indikator-indikator kekumuhan dan ini masih dirumuskan
Foto udara menggambarkan kondisi pemukiman Jakarta yang padat penduduk. dok.Shutterstock.com/Asyraf_Ras id
JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta bersama perangkat wilayah, berkolaborasi untuk untuk memetakan potensi setiap Rukun Warga (RW) di Jakarta. Potensi-potensi tersebut dihimpun ke dalam data terpadu bernama "Satu Data RW".
Bidang Data dan Statistik Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik DKI Jakarta Octo Alexandro menyebutkan kehadiran data terpadu RW ini nantinya dapat memetakan bukan hanya kondisi kawasan tetapi juga profil wilayah meliputi sarana-sarana yang ada di sana, hingga ketahanan sosial.
"Potensi RW, bukan hanya kondisi kawasan tapi sarana kesehatan, pendidikan. Butuh pembinaan BPS DKI untuk metodologi agar lebih tepatnya seperti apa. Diharapkan jadi profil wilayah, sarana-sarana sampai ketahanan sosial," kata Octo di Jakarta, Kamis (19/9).
Octo menuturkan data yang dihasilkan nantinya dapat digunakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI sebagai pertimbangan kebijakan dan keperluan lainnya. Saat ini, Satu Data RW masih dalam pembahasan.
Hal senada juga disampaikan Statistisi Ahli Madya BPS DKI Theresia Parwati dalam kesempatan yang sama. Dia mengatakan, Satu Data RW nantinya menghasilkan semacam monografi RT/RW.
"Nanti RT/ RW itu punya peta yang di dalamnya kita mengembangkan konsep untuk menghindari kekumuhan," ujar dia.
Menurut dia, salah satu indikator kota global yakni tidak ada lagi wilayah yang kumuh. Lalu, guna mengentaskan wilayah kumuh diperlukan indikator-indikator kekumuhan dan ini masih dirumuskan.
Theresia mengatakan, BPS DKI berperan sebagai pembina dan saat ini menunggu kesiapan dari sektor-sektor terkait pengembangan Satu Data RW.
Catatan saja, total jumlah Rukun Warga (RW) di DKI Jakarta mencapai 2.742 RW dengan 30.417 Rukun tetangga (RT). Jumlah Rt/RW tersebut tersebar di 5 kota adminsitratif dan 1 kabupaten, 44 Kecamatan dan 267 Kelurahan.
Sebelumnya, BPS DKI bersama Pemprov DKI mengembangkan Satu Data Jakarta yang menyediakan data dalam format mudah dipahami, dicari, diakses dan digunakan kembali. Publik pengguna portal ini dapat memanfaatkan data yang tersedia serta menciptakan inovasi dan peran serta dalam membangun kota Jakarta.
Merujuk Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, seluruh kumpulan data yang disajikan dalam portal data terpadu Pemprov DKI Jakarta https://satudata.jakarta.go.id/home merupakan domain publik.
"Sebenarnya kami sudah kembangkan satu data Jakarta, lalu satu data kelurahan, berbarengan dengan Kemendagri yaitu profil desa dan kelurahan. Berikutnya kami ke satu data RW," demikian kata Theresia.
Warga duduk di gubuk di pinggiran kali Ciliwung kawasan Roxy, Jakarta, Kamis (27/6/2024). Antara Foto/Bayu Pratama S
Kolaborasi Pentahelix
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Nurul Hasanuddin menilai, dibutuhkan kolaborasi pentahelix yang lima komponen, yakni pemerintah, dunia usaha, media, akademisi dan masyarakat, agar literasi statistik yang menjadi target pembangunan Indonesia dapat terbangun.
"Saya meyakini ketika kolaborasi terbangun dengan baik, literasi statistik yang menjadi target pembangunan Indonesia itu bisa terbangun dengan baik," ujar Nurul dalam "Focus Group Discussion" (FGD) Penyelenggaraan Statistik Sektoral Provinsi DKI Jakarta Batch II Tahun 2024 di Jakarta, Rabu.
Literasi statistik sendiri adalah kemampuan memahami beragam informasi statistik. Nurul mengatakan masyarakat yang melek statistik, merupakan salah satu indikator sebuah negara maju.
"Masyarakat melek statistik banyak. Artinya yang peduli dengan informasi yang baik, lebih banyak," kata dia.
Menurut Nurul, seiring Jakarta menjadi daerah khusus, indikator-indikator statistik dibutuhkan guna melihat arah ke depan. Lalu, agar memahami indikator inilah literasi statistik menjadi penting.
Sementara itu, kolaborasi pentahelix menjadi salah satu solusi terbaru dan terbaik saat ini untuk menemukan solusi atas permasalahan, sekaligus dapat menjadi suatu pendekatan yang bisa memberikan banyak rumusan apakah tantangan kota global.
"Kebersamaan di dalam kolaborasi pentahelix ini untuk memastikan Jakarta tangguh, tetap mampu mensejahterakan masyarakatnya, tetap bisa membangun amanah Undang-Undang sebagai pusat perekonomian Indonesia dan kota global," kata Nurul.
Karena itu, dalam rangka menguatkan kolaborasi pentahelix terkait literasi statistik, BPS DKI mengadakan FGD Penyelenggaraan Statistik Sektoral Provinsi DKI Jakarta Batch II tahun 2024 pada Rabu. Kegiatan ini melibatkan sebanyak 65 peserta dari unsur internal BPS DKI, sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD), akademisi, praktisi ekonomi atau pelaku usaha dan media.
Melalui kegiatan ini, pihaknya berupaya membangun kesamaan perspektif tentang bagaimana peran dunia usaha, pemerintah, media, akademisi dan masyarakat dalam statistik. Menurut dia, sebuah program yang hanya melibatkan pemerintah saja tanpa yang lain, daya kohesifnya atau daya luas pengaruhnya tidak akan maksimal.
Selain melakukan edukasi dan membangun kesamaan perspektif, Nurul berharap kegiatan ini bisa membina kolaborasi sektoral dengan berbagai OPD terkait di jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Apalagi, tahapan pemindahan Ibukota dari Jakarta ke IKN segera dimulai.