24 September 2024
08:36 WIB
Diplomat Indonesia Selamat Dari Serangan Bom di Pakistan
Diplomat Indonesia turut dalam rombongan diplomat dalam sebuah acara di Pakistan yang mengalami serangan bom hasil rakitan.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Photo dokumen of The Indonesian Minesterial Foreign Affairs. (kemlu.go.id).
JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI memastikan diplomat Indonesia di Pakistan dalam kondisi aman dari aksi serangan bom yang mengincar iringan korps diplomatik pada Minggu (22/9) waktu setempat.
Juru Bicara Kemenlu, Rolliansyah Sumirat menyatakan, diplomat tersebut merupakan Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar RI (KBRI) Islamabad yang sedang dalam perjalanan untuk mengikuti kegiatan Kamar Dagang dan Industri Islamabad (ICCI) di Pakistan barat laut.
“Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Islamabad dan seluruh rombongan korps diplomatik dalam keadaan aman dan telah kembali ke Islamabad dengan selamat,” papar Roy dikutip dari Antara di Jakarta, Senin (23/9).
Dilaporkan Anadolu, para diplomat dalam iringan tersebut berasal dari Rusia, Bosnia-Herzegovina, Vietnam, Ethiopia, Rwanda, Zimbabwe, Uzbekistan, Turkmenistan, Kazakhstan, dan Portugal.
Serangan tersebut terjadi di jalan menuju kawasan wisata Malam Jabba di Lembah Swat, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, dan diduga berasal dari bom rakitan (IED). Insiden tersebut menyebabkan seorang polisi meninggal dunia dan tiga lainnya terluka.
Hingga saat ini, belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut, urai Roy.
“KBRI Islamabad akan terus berkoordinasi dengan aparat pemerintah Pakistan guna memastikan keamanan dan keselamatan seluruh WNI di Pakistan,” lanjut dia.
Jumlah WNI yang saat ini menetap di Pakistan sekitar 1.200 orang, mayoritas merupakan pelajar dan WNI yang menikah dengan warga setempat.
Roy melanjutkan, KBRI Islamabad memberi informasi bahwa saat ini beredar gambar-gambar tidak akurat terkait insiden tersebut yang tersebar di media internasional.
“Untuk itu, masyarakat juga diimbau untuk terus memantau pemberitaan secara terukur dan bertanggung jawab,” demikian menurut Roy.
Lembah Swat di Khyber Pakhtunkhwa sempat dilanda pergolakan internal setidaknya sampai 2009. Yakni, saat operasi militer besar-besaran berhasil membongkar jaringan militan yang terkait dengan kelompok Tehreek-e-Taliban Pakistan di kawasan itu.