c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

06 Desember 2023

12:58 WIB

Dinkes DKI Didesak Antisipasi Mycoplasma Pneumonia

Dinkes DKI diminta untuk melakukan sosialisasi mengenai penyakit atau bakteri ini, mulai dari cara mencegah hingga penanganan awal bagi warga yang terdampak

Dinkes DKI Didesak Antisipasi <i>Mycoplasma Pneumonia</i>
Dinkes DKI Didesak Antisipasi <i>Mycoplasma Pneumonia</i>
Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan rontgen paru warga saat mengikuti skrining kesehatan paru di Gor Cilandak, Jakarta, Kamis (23/11/2023). Antara Foto/Sulthony Hasanuddin

JAKARTA – Dinas Kesehatan DKI Jakarta, diminta bergerak cepat mengantisipasi mycoplasma pneumonia pada anak di Jakarta. Gerak cepat Dinkes diperlukan agar potensi negatif dari hal ini bisa segera dimitigasi dan didapatkan solusinya.

"Jangan sampai terlambat, Dinkes harus segera memitigasi dan membuat upaya-upaya penanganan agar bakteri ini tidak meluas sebarannya," kata Anggota DPRD DKI August Hamonangan di Jakarta, Rabu (6/12).

August menuturkan, hingga kini Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta belum merinci secara spesifik laporan terkait penyakit tersebut. Karena itu, pihaknya mendesak Dinas Kesehatan DKI melakukan mitigasi, bekerjasama dengan Pemerintah Pusat dalam upaya penanggulangannya. Sekalipun penyakit ini bukan berasal dari bakteri atau virus baru.

Dia juga mendorong dinkes untuk melakukan sosialisasi mengenai penyakit atau bakteri ini, mulai dari cara mencegah hingga penanganan awal bagi warga yang terdampak. 

"Posyandu anak harus digencarkan untuk sosialisasi tentang informasi penyakit atau bakteri ini," tegasnya.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta terus memantau dan meningkatkan sistem pelaporan individu setiap waktu (real time) untuk mengantisipasi kasus ISPA dan pneumonia pada anak dan orang dewasa di Jakarta.
 
"Pemantauan tersebut dilakukan di seluruh Puskesmas dan 194 rumah sakit untuk memantau kondisi dan mendeteksi penyakit-penyakit baru dengan pemeriksaan laboratorium," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ngabila Salama saat dikonfirmasi di Jakarta.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sendiri telah melakukan sejumlah upaya mitigasi untuk mengantisipasi merebaknya mycoplasma pneumonia di Indonesia. Salah satunya dengan menerbitkan Surat Edaran No. PM.03.01/C/4732/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia. Kemenkes RI juga menyiapkan jejaring laboratorium untuk keperluan diagnosa gejala mycoplasma pneumonia yang terjadi di Indonesia. 

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi, bahkan mengimbau masyarakat kembali disiplin memakai masker menyusul adanya temuan kasus pneumonia di DKI Jakarta.
 
"Sudah ada laporan lisan dari fasilitas kesehatan (faskes) dan saat ini sedang dalam tahap konfirmasi oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta. Masyarakat diimbau memakai masker sebagaimana mestinya," kata Imran.

Dia menyampaikan, hingga saat ini Kemenkes masih mengonfirmasi berapa jumlah pasien yang dirawat kepada Dinkes DKI Jakarta. Dia menuturkan, berdasarkan informasi terbaru dari fasilitas kesehatan yang menangani, pasien mengalami gejala ringan dan sedang dirawat jalan.

Bakteri Umum
Sebelumnya, Imran juga menyebutkan mycoplasma, bakteri penyebab utama wabah pneumonia pada anak-anak di China, merupakan bakteri umum yang mengakibatkan infeksi pernapasan sebelum periode covid-19.
 
"Di China, mycoplasma memang menjadi kasus terbanyak pada kasus pneumonia. Mycoplasma itu bakteri, bukan virus, dan merupakan penyakit penyebab umum infeksi pernapasan sebelum masa covid-19," ucap Imran.
 
Dia menjelaskan, mycoplasma adalah penyebab umum influenza dan penyakit paru, dengan kejadian 8,6%, dan berdasarkan informasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terjadi peningkatan kasus mycoplasma pneumonia sejak Mei 2023 di China.
 
"WHO mendeteksi adanya sinyal pneumonia belum terdiagnosis, utamanya pada anak yang dipublikasikan di jurnal Promed pada 22 November 2023. Tiga dari empat pasien didiagnosis terinfeksi mycoplasma, selain ada pengaruh lainnya seperti SARS-COV dan influenza," ujar dia.
 
Imran menyebutkan, Kemenkes juga menyampaikan delapan rekomendasi WHO kepada masyarakat guna mencegah penularan mycoplasma pneumonia. Pertama yakni rekomendasi vaksin untuk melawan influenza, covid-19, dan patogen pernapasan lainnya jika diperlukan.
 
Kedua, yakni menjaga jarak dengan orang yang sakit. Ketiga, tetap tinggal di rumah dan tidak berpergian saat sakit atau melakukan isolasi mandiri. Keempat, menjalani tes dan perawatan medis sesuai kebutuhan, dan kelima, memakai masker sebagaimana mestinya.
 
"Keenam, memastikan ventilasi yang baik, dan ketujuh, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti mencuci tangan memakai sabun antiseptik dan air mengalir," tuturnya.
 
Terakhir, dia juga menegaskan agar masyarakat segera menuju ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat jika mengalami tanda-tanda atau gejala pneumonia seperti batuk atau kesulitan bernapas yang disertai dengan demam.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar