16 Januari 2025
17:18 WIB
Di Jakarta, Hampir 60 Ribu Hewan Penular Rabies Divaksinasi Sepanjang 2024
Program vaksinasi pada hewan merupakan langkah strategis dalam mendukung Jakarta sebagai kota global yang menjamin keamanan produk asal hewan dan meningkatkan produksi sektor peternakan
Ilustrasi - Petugas Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Selatan berhasil memberikan vaksin rabies ke hewan peliharaan di Kelurahan Manggarai Selatan, Kecamatan Tebet, Jakarta, Rabu (31/7/2024). dok. Pemprov DKI Jakarta
JAKARTA - Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta mengungkapkan, sebanyak 59.225 ekor Hewan Penular Rabies (HPR) seperti kucing, anjing, kera dan musang, telah divaksinasi sepanjang tahun 2024.
Tak hanya itu, Dinas KPKP DKI Jakarta juga memberikan 5.961 dosis vaksin untuk mencegah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi, kerbau, kambing dan domba. Kemudian, ada sebanyak 338 kuda divaksinasi tetanus sebagai upaya peningkatan kesehatan hewan ternak.
“Selain itu, vaksinasi penyakit brucellosis, anthrax serta Lumpy Skin Disease (LSD) pada sapi juga menjadi prioritas,” ujar Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Suharini Eliawati, Kamis (16/1).
Eliawati menuturkan, program vaksinasi pada hewan merupakan langkah strategis dalam mendukung Jakarta sebagai kota global yang menjamin keamanan produk asal hewan dan meningkatkan produksi sektor peternakan.
“Pelayanan ini tidak hanya memastikan kesehatan hewan, tetapi juga memberikan jaminan terhadap keamanan produk hewan untuk masyarakat,” kata dia.
Dinas KPKP DKI Jakarta sendiri memastikan komitmennya untuk menjaga kesehatan hewan dan meningkatkan kesejahteraan peternak di wilayah Jakarta melalui berbagai program tersebut. “Kami akan terus meningkatkan cakupan vaksinasi ke depan,” tuturnya.
Sekadar informasi, Dinas KPKP DKI mengejar target vaksinasi rabies dengan menjangkau 46.267 ekor hewan penular rabies (HPR) pada 2024, demi mewujudkan Jakarta yang bebas dari rabies. "Kami menargetkan 46.267 ekor HPR," kata Suharini.
Pihaknya optimistis bisa mengejar target tersebut lantaran telah bekerja sama dengan sejumlah komunitas pecinta hewan seperti Animal Defender dan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).
Baca Juga: Tanggap Rabies, Hanya 10% Pemilik Yang Vaksin Hewan Peliharaan
Jumlah Strerilisasi
Sementara itu, Anggota Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta Francine Widjojo mengatakan, Pemprov perlu menambah jumlah sterilisasi, untuk mengendalikan populasi hewan terlantar di Jakarta, khususnya kucing.
"Karena memindahkan kucing bukan solusi. Tapi, populasi kucing jalanan bisa dikendalikan dengan sterilisasi," kata Francine di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu meningkatkan kesejahteraan hewan di Jakarta dengan pengendalian populasi melalui sterilisasi kucing lokal gratis.
Selain itu, juga perlu vaksinasi Hewan Penular Rabies (HPR) gratis untuk mempertahankan Jakarta bebas rabies 20 tahun terakhir, hingga layanan kesehatan hewan oleh Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan).
Francine juga menjelaskan tentang perlunya peningkatan layanan kesehatan hewan yang terjangkau aksesnya oleh warga Jakarta. Seperti diadakan layanan gawat darurat 24 jam di Puskeswan Ragunan. Puskeswan, kata Francine, seharusnya tersedia pada tiap kota administrasi Jakarta.
"Ada rumah sakit hewan milik pemerintah yang sudah dibangun di daerah lain, Jawa Barat dan Jawa Timur. Namun, Jakarta sebagai ibu kota justru belum ada," katanya.
Juru Bicara Perlindungan Hewan PSI.itu menambahkan, Fraksi PSI Jakarta berhasil menambah kuota sterilisasi kucing lokal gratis menjadi 21.000 ekor di tahun 2025. "Sebelumnya, hanya 9.000 kucing di tahun 2024. Upaya ini agar Jakarta menjadi kota global yang ramah hewan," ucapnya.
Dinas KPKP DKI Jakarta sendiri menyasar hewan tak berpemilik untuk dilakukan sterilisasi dan vaksinasi guna menjamin kesehatan hewan yang ada di Jakarta. "Sasaran kita justru yang tidak berpemilik agar masyarakat atau komunitas terlibat untuk memberikan informasi terkait hewan di suatu lokasi yang membutuhkan," kata Suharini.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan sasaran tersebut, pihaknya melakukan bakti sosial atau acara-acara dengan komunitas pecinta hewan untuk saling berbagi informasi. Dia menilai kucing yang memiliki pemilik maka sang pemilik yang bertanggung jawab untuk memastikan kesehatan peliharaannya. Sedangkan, kucing tak berpemilik susah untuk mendapatkan kemudahan tersebut.