27 September 2025
11:48 WIB
2.333 Desa Belum Miliki Akses Internet
Menteri Meutya nilai ribuan desa belum ada akses internet bisa diatasi dengan mudah.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Penjual pasar terapung bermain ponsel, Kalimantan Selatan, Indonesia (4/5/2023). Shutterstock/ahmad denny syahputra.
BANDUNG - Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyebut sebanyak 2.333 desa di Indonesia belum memiliki koneksi internet, dan mengajak kolaborasi untuk mengatasinya.
“Angka ini, kami yakini target yang masuk akal jika kita semua bekerja sama menyelesaikan pekerjaan rumah ini,” kata Meutya saat sebagai pemimpin upacara merayakan Hari Bhakti Postel ke-80 di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (27/9).
Meutya turut menyebut 2.017 desa saat ini hidup tanpa mendapat layanan 4G. Kondisi tersebut juga dialami oleh 316 desa yang mayoritas berupa ladang non-pemukiman.
Tantangan tersebut dinilainya menjadi tugas bersama dalam meningkatkan angka konektivitas di Indonesia tembus 80%. Menurut dia, perjuangan dalam membangun konektivitas tidaklah sulit.
Baca juga: Merdeka Sinyal dan Mimpi Digital
Mengingat pada tanggal 27 September 1945 Angkatan Muda Perusahaan Telepon dan Telegraf (AMPTT) dengan semangat kerja samanya berhasil menyebarkan berita kemerdekaan Indonesia untuk pertama kali kepada dunia dengan mengambil alih Perusahaan Telepon dan Telegraf (PTT) dari kekuasaan Jepang.
“Kita akan dorong terus bersama dengan komitmen bahwa hari ini perjuangan belum selesai dengan semangat meneruskan segala perjuangan yang telah dilakukan angkatan muda dari Postel di tahun 1945,” kata Meutya dikutip dari Antara.
Meutya melanjutkan di masa kini, upaya yang diperlukan untuk membenahi permasalahan tersebut yakni dengan meningkatkan penetrasi fixed broadband rumah tangga, yang saat ini angka konektivitasnya masih 27,4%.
Selain meningkatkan konektivitas, pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang berdaulat juga menjadi bagian dari strategi dalam memperkokoh pertahanan nasional.
Terutama dalam situasi geopolitik yang beberapa waktu belakangan berkembang dengan amat dinamis, serta terjadinya pertikaian antarsejumlah negara yang salah satunya menargetkan infrastruktur telekomunikasi lumpuh selama perang.
“Presiden Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto telah menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional perlu didorong ke angka delapan persen dan ini hanya dapat dicapai jika kita semua berkontribusi khususnya di bidang digitalisasi yang menjadi motor penggerak utama,” ucap dia.
Sebagai bentuk komitmen bersama, dalam acara itu sejumlah pelaku industri informasi, komunikasi dan telekomunikasi (ICT) dan digital menandatangani deklarasi bersama sebagai bentuk komitmen mempercepat digitalisasi dalam rangka mendukung Program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Adapun pelaku industri ICT dan digital yang menandatangani deklarasi itu seperti PT Telkom Indonesia Tbk, PT Telkomsel, PT Indosat Tbk, PT XLSmart Tbk, Huawei Indonesia, Ericsson Indonesia, Aspimtel, Mastel, APJII, APJATEL, ASKALSI, ATSI, ASIOTI, INDOTELKO, Pos Indonesia, Bakti Komdigi hingga Pandi.