c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

23 Februari 2024

14:55 WIB

Demak-Kudus Kini Kembali Bisa Dilintasi Kendaraan

Pemerintah memberikan bantuan untuk rumah warga yang rusak akibat banjir di Demak-Kudus

Editor: Rikando Somba

Demak-Kudus Kini Kembali Bisa Dilintasi Kendaraan
Demak-Kudus Kini Kembali Bisa Dilintasi Kendaraan
Suasana arus lalu lintas ramai lancar di Jalan Pantura Demak-Kudus di Desa Wonorejo, Demak, Jawa Tengah, Jumat (23/2/2024). Antara/Akhmad Nazaruddin Lathif

DEMAK - Banjir yang melanda wilayah Demak hingga Kudus, Jawa Tengah kini sudah mulai surut. Jalur Pantura Demak-Kudus, Jawa Tengah, saat ini dibuka secara penuh. Aktivitas penyedotan banjir yang memanfaatkan badan jalan sudah selesai sehingga arus lalu lintas kembali lancar.

"Sebetulnya, Jalur Pantura Demak-Kudus sudah bisa dilalui sejak genangan banjir di jalan surut. Akan tetapi karena ada aktivitas penyedotan air sehingga diberlakukan sistem buka tutup," kata Komandan Satgas Penanganan Banjir Demak Letkol Kavaleri Maryoto di Demak, Jumat (23/2).

Kini, lokasi yang menjadi fokus untuk percepatan surutnya banjir adalah di Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar karena lokasinya yang lebih rendah dibandingkan daerah lainnya.

Meski demikian, kelancaran berkendara masih sedikit terkendala karena diberlakukan sistem buka tutup. Ini dilakukan Ketika terjadi kepadatan kendaraan, maka kendaraan dari arah Semarang menuju Surabaya dialihkan ke arah Mijen-Welahan-Kudus-Pati-Rembang. Sementara jalur alternatif lainnya, dapat melalui jalur alternatif dari Jembatan Layang Kadilangu menuju Wonosalam-Dempet-Godong-Purwodadi.

Demikian halnya kendaraan dari arah Surabaya, Kudus, Pati, Rembang, dan Blora, dengan tujuan Semarang dapat melalui jalur dari Kabupaten Grobogan melalui Purwodadi-Godong-Dempet-Wonosalam-Jembatan Layang Kadilangu-Demak atau melalui Jepara-Mijen-Demak.

Afriani, salah satu warga Kudus mengakui ketika melintasi jalur Pantura Demak-Kudus pada Kamis (22/2) lancar dan tidak ada kepadatan arus lalu lintas. Begitu pula akses dari arah Pati menuju Demak melalui Jembatan Tanggulangin tidak ada lagi water barrier yang sebelumnya disiapkan Satlantas Polres Kudus. 

Pemerintah Mengganti
Dikutip dari Antara, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengungkapkan rumah warga di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, yang mengalami kerusakan akibat bencana banjir bakal diganti oleh pemerintah.

"Tentu saja, rumah yang mendapatkan bantuan harus memenuhi kriteria yang ada, di antaranya rusak ringan, sedang, dan berat," ujarnya, didampingi Bupati Demak Eisti'anah ditemui di sela-sela meninjau penyedotan genangan banjir di Desa Wonorejo, Dukuh Kedungbanteng, Kecamatan Karanganyar, Demak, Rabu.

Suharyanto menguraikan, bantuan yang diberikan untuk rumah yang mengalami rusak ringan sebesar Rp15 juta, rusak sedang sebesar Rp30 juta, dan rusak berat sebesar Rp60 juta. Sementara untuk lahan pertanian, kata dia, yang informasinya mencapai 4.000 hektare yang terdampak banjir tentu juga akan diperhatikan pemerintah.

"Bahkan, pertanian yang gagal panen pada tahun 2023 juga dibantu pemerintah. Sedangkan tahun 2024 sudah dirapatkan tingkat kementerian di bawah arahan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK)," ujarnya.

Khusus menyoal pertanian, untuk  tanaman yang gagal panen atau puso akan dilindungi asuransi dari PT Jasindo. Sedangkan, teknis pelaksanaannya merupakan kewenangan Kementerian Pertanian.

"Bantuan untuk tanaman padi puso maupun rumah rusak tentu saja nanti tahap berikutnya setelah tanggap darurat masuk fase rehabilitasi rekonstruksi," ujarnya.

Sebelumnya, untuk mempercepat surutnya banjir di Kabupaten Demak, terutama di Desa Wonorejo, Dukuh Kedungbanteng dikerahkan puluhan mesin pompa penyedot air. Ada 18 unit mesin pompa dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan 6 unit lainnya dari BNPB. 

"Kapasitas mesin pompa tersebut sekitar 250 liter per detik. Jika masif, tentu saja bisa cepat surut untuk menyelamatkan permukiman, jalur transportasi, serta sawah masyarakat. Mudah-mudahan dampak banjir terhadap masyarakat bisa diminimalkan," ujarnya.

Pun, sebagian besar pengungsi akibat banjir di Kabupaten Demak Jawa Tengah mulai pulang ke rumahnya masing-masing, menyusul genangan banjir di beberapa desa di Demak sudah mulai surut. Belakangan, daerah yang masih ada genangan banjir hanya tersisa di beberapa desa, seperti di Desa Wonorejo, di antaranya di Dukuh Kedungbanteng, kemudian di Desa Wonoketingal.

"Jika sebelumnya jumlah pengungsi bisa mencapai 29.000 jiwa dari puluhan desa, kini semakin berkurang menjadi 12.974 jiwa," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Demak Akhmad Sugiharto di Demak, Rabu.

Bupati Demak Esiti'anah mengungkapkan, banjir di Kabupaten Demak terjadi sejak 5 Februari 2024 yang diakibatkan oleh jebolnya tanggul Sungai Tuntang dan sungai sekitar yang berdampak di Kecamatan Karangawen, Kebonagung, dan Wonosalam. Setelah surut, kemudian 8 Februari 2024 terjadi banjir di Kecamatan Karanganyar akibat jebolnya tanggul di kiri Sungai Wulan.

Sementara nilai kerugian akibat dampak banjir tersebut, hingga kini masih dalam pendataan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar