05 November 2025
11:49 WIB
Cek Kesehatan Gratis: 95,8% Orang Dewasa Kurang Aktivitas Fisik
Penyakit tidak menular masih menjadi ancaman utama bagi kelompok produktif, ini terlihat dalam hasil Cek Kesehatan Gratis yang sudah diikuti 50,5 juta orang
Editor: Nofanolo Zagoto
Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan saat layanan jemput bola Program Cek Kesehatan Gratis di Kecamatan Elikobel, Kampung Bonggai, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Selasa (8/7/2025). ANTARA FOTO/Bayu
JAKARTA - Sebanyak 50,5 juta orang telah mengikuti Cek Kesehatan Gratis (CKG). Hasilnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendapati 95,8% orang dewasa kurang aktivitas fisik dalam kesehariannya.
“Pencapaian lebih dari 50,5 juta peserta merupakan tonggak penting bagi upaya kesehatan nasional. Namun data CKG juga memberi peringatan serius bahwa aktivitas fisik dan pola hidup sehat harus semakin menjadi prioritas bersama,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, seperti dilansir Antara, Selasa (5/11).
Adapun CKG umum mencatat 34,3 juta kehadiran peserta, sementara CKG sekolah diikuti oleh 16,2 juta peserta yang hadir.
Berdasarkan data akhir Oktober 2025, pada kelompok dewasa, selain kurangnya aktivitas fisik, ada masalah karies gigi 41,9%, obesitas sentral sebesar 32,9%, overweight dan obesitas sebesar 24,4%.
"Temuan ini mengonfirmasi bahwa penyakit tidak menular masih menjadi ancaman utama bagi kelompok produktif," katanya.
Dia mengatakan, CKG bukan sekadar pemeriksaan massal, tetapi merupakan instrumen strategis untuk deteksi dini dan tatalaksana dini untuk penyakit. Semakin dini penyakit ditangani dan diobati maka peluang sembuh menjadi lebih baik, sehingga seseorang akan terhindar dari penyakit katastropik dan kecacatan bahkan kematian.
“Program ini bukan hanya soal jumlah peserta, tapi bagaimana hasilnya kita gunakan untuk memperkuat kebijakan, layanan kesehatan, dan intervensi di masyarakat,” katanya.
Adapun temuan serupa, kata Budi, juga terlihat pada kelompok usia lain. Pada bayi baru lahir, ditemukan risiko kelainan saluran empedu 18,6%, berat badan lahir rendah 6,1%, dan penyakit jantung bawaan kritis 5,5%.
Pada balita dan anak prasekolah, masalah gigi tidak sehat 31,5%, stunting 5,3%, dan wasting 3,8% masih mendominasi.
Di kalangan remaja dan pelajar, katanya, ditemukan aktivitas fisik kurang 60,1%, karies gigi 50,3%, dan anemia 27,2% menunjukkan pola hidup tidak aktif sudah terbentuk sejak usia muda.
Pada kelompok lansia pun tak luput dari perhatian. Sebanyak 96,7% tercatat kurang aktivitas fisik dan 37,7% mengalami hipertensi.
Budi menambahkan hasil CKG akan digunakan untuk memperkuat kebijakan kesehatan dan promosi gaya hidup sehat di masa mendatang.
“Kita ingin masyarakat bukan hanya sembuh dari penyakit, tapi mampu menjaga kesehatannya secara berkelanjutan,” ujarnya.
Dia mengapresiasi peran dan kolaborasi tenaga medis, tenaga kesehatan, serta dukungan puskesmas dan pemerintah daerah di seluruh Indonesia dalam menyukseskan CKG.