06 April 2023
15:27 WIB
JAKARTA- Perum Bulog mulai menyalurkan program bantuan sosial beras sebanyak 10 kilogram per keluarga penerima manfaat (KPM), serentak di seluruh wilayah Indonesia pada Kamis ini.
“Pada peluncuran ini, bansos beras diberikan selama tiga bulan untuk 21,3 juta KPM,” ujar Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dalam peluncuran program bantuan pangan yang digelar di Kanwil Perum Bulog DKI Jakarta dan Banten di Jakarta Utara, Kamis (6/4).
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Buwas ini, menuturkan per bulan Bulog menyalurkan sebanyak 213.530 ton beras untuk program bansos beras selama bulan Maret, April dan Mei atau total tiga bulan. Total beras yang didistribusikan mencapai 640.590 ton.
Bantuan beras yang diklaim dengan kualitas premium ini turut disalurkan ke daerah tertinggal, terdepan dan terluar atau 3T melalui jasa pengiriman atau transporter yang ditunjuk yakni PT Pos Indonesia, PT JPLB dan PT DNR untuk mendistribusikan beras bantuan pangan, sesuai dengan penunjukan wilayah kerja masing-masing.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi dalam sambutannya mengatakan, penugasan penyaluran bantuan pangan tahun 2023 ini dipercayakan kepada Bulog.
Pasalnya, dia melihat Bulog terbukti mampu dan berhasil menjalankan program-program pemerintah sebelumnya, dan menurutnya saat ini Bulog sudah bertransformasi menghasilkan produk-produk yang lebih berkualitas.
"Penugasan bantuan pangan dari Presiden ini diharapkan dapat segera dirasakan manfaatnya oleh Keluarga Penerima Manfaat. Selain itu pendistribusian bantuan ini juga diharapkan dapat mengendalikan dampak inflasi untuk menjaga stabilitas harga pangan di tingkat produsen dan konsumen," ujar Arief.
Budi Waseso mengatakan, pihaknya memastikan beras untuk bantuan sosial (bansos) merupakan beras dengan kualitas premium, baru dipasok dan bebas dari kutu.
“Beras kualitasnya bagus, nggak ada kutu, ini beras baru, baru aja (dipasok/panen),” kata Budi.
Buwas turut mengungkapkan, dengan menyalurkan beras premium. Hal ini dapat mencegah atau mengantisipasi beras bansos yang telah disalurkan tidak kembali ke Bulog, karena beras tersebut pasti akan dibanderol dengan harga yang lebih mahal.
“Saya juga mengantisipasi supaya beras ini jangan kembali ke Bulog. Kalau saya kasih beras medium, bisa balik lagi nih. Tapi kalau premium dia nggak akan balik ke kita karena kan pasti harganya mahal,” paparnya.
Lebih lanjut, dia menuturkan, sebenarnya pemberian bansos beras telah berjalan pada Maret namun belum serentak secara bersama-sama di seluruh Indonesia. Hal tersebut karena ada beberapa wilayah yang kemasan beras bansos 10 kilogram belum siap.
“Beras sudah siap semua, pengepakan belum siap. Hari ini secara keseluruhan di Indonesia sudah siap, sehingga kita luncurkan secara serentak hari ini supaya nantinya secara bersama-sama masyarakat itu menerima ya. Itu yang kita laksanakan,” tambahnya.
Penyaluran di Bali
Sementara itu, Bulog menyalurkan 6.000 ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) ke 194.418 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Bali.
"Di Bali totalnya 194.418 KPM, masing-masing 10 kg selama tiga kali atau tiga bulan. Untuk awal Kabupaten Badung 11.570 KPM, berarti nanti total hampir 6.000 ton," kata Pimpinan Wilayah Bulog Bali Sony Supriyadi di Kabupaten Badung, Kamis.
Dalam kegiatan pelepasan penyaluran CBP untuk bantuan pangan itu Sony menyampaikan, hal ini merupakan program baru yang dilaksanakan serentak di Indonesia dengan total 21 juta KPM.
Untuk di Bali, penyaluran beras ini dijadwalkan berlangsung sejak Maret 2023, namun terdapat pembenahan pada nama-nama penerima.
Oleh karena itu, baru dapat terealisasikan pada awal April dan rencananya pada Mei akan dilakukan penyerahan sebanyak dua kali.
"Tujuannya bantuan sosial ini untuk menekan harga, kan itu upaya kami menstabilkan harga, karena jumlahnya (penerima beras CBP) cukup besar jadi kami akan distribusi ke seluruh daerah untuk mengendalikan harga di pasaran," ujar Sony.
Setidaknya, kata dia, dengan 21 juta KPM se-Indonesia maka dalam sebulan sekitar 210 ribu ton beras akan disalurkan dan selama tiga bulan sebanyak 600 ribu ton CBP keluar dan disalurkan oleh Bulog.
Lebih jauh ia mengatakan tak ada masalah terkait ketersediaan beras di Pulau Dewata, setidaknya hingga Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah nanti. Saat ini pihaknya masih memiliki 1.800 ton beras, ditambah bantuan pangan yang akan tiba sebanyak 200 ton dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dan 300 ton dari Jawa Timur.
"Jadi memang secara keseluruhan Bali tidak bisa mencukupi kebutuhan Bali, karena di samping penduduknya kan ada juga wisatawan yang datang, terutama dari Indonesia (domestik) karena sama-sama mengonsumsi beras," jelasnya.