c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

25 Juli 2023

14:22 WIB

BRIN Tawarkan Pengelolaan Makanan Dengan Teknologi Nuklir

Pengelolaan makanan dengan teknologi nuklir irradiator sinar gamma dan elektron.

Editor: Leo Wisnu Susapto

BRIN Tawarkan Pengelolaan Makanan Dengan Teknologi Nuklir
BRIN Tawarkan Pengelolaan Makanan Dengan Teknologi Nuklir
Ilustrasi bahan makanan. Ist.

JAKARTA - Pakar nuklir menawarkan pengelolaan produk bahan makanan dapat menggunakan teknologi nuklir, yakni iradiator sinar gamma dan elektron. 

Menurut pakar nuklir dari International Atomic Energy Agency (IAEA) dari Polandia, Marta Walo penanganan produk bahan makanan yang baik sudah menjadi tuntutan bagi para pelaku bisnis. Karena, dengan penanganan produk yang baik, akan memperpanjang masa simpan produk yang pada akhirnya akan memperkuat ketahanan pangan.

“Iradiator sinar gamma dan elektron mampu membunuh bakteri yang dapat menyebabkan pembusukan pada bahan makanan,” urai dia pada forum diskusi yang digelar Pusat Riset Teknologi Keselamatan, Metrologi, dan Mutu Nuklir (PR TKMM) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Senin (24/7).

BRIN menggelar program Expert Mission International Atomic Energy Agency (IAEA) di Kawasan Sains dan Teknologi GA Siwabessy, Pasar Jumat. Tema yang diusung "Strengthening Food Security Through Improvement of Food for Export Using Gamma Irradiators and Electron Beams".

Marta Walo melanjutkan, iradiator sinar gamma dan elektron dianggap mampu membunuh bakteri yang dapat menyebabkan pembusukan pada bahan makanan.

Marta Walo merupakan seorang periset sekaligus Kepala Laboratorium Pengukuran Dosis Teknologi, pada Lembaga Kimia Nuklir dan Teknologi Polandia (INCT). 

Dia memberikan paparan dengan judul "Supervision Dosimetry and Quality Assurance for Industrial Radiation Processing". 

Dalam paparannya, Marta menjelaskan berbagai macam peralatan yang terdapat di laboratorium INCT, Polandia. "Di INCT selalu ditekankan pentingnya standarisasi dan akreditasi di laboratorium," papar dia.

Lebih lanjut, Marta menjelaskan, mengenai proses iradiasi yang dilakukan di INCT. Forum ini dijadikan ajang kolaborasi dan fokus diskusi para peneliti nuklir di BRIN dengan para pemangku kepentingan. 

Peneliti Ahli Utama Organisasi Riset Tenaga Nuklir (OR TN), Totti Tjiptosumirat menjelaskan BRIN dibentuk dari berbagai lembaga penelitian yang kuat. Kemudian, BRIN membentuk kolaborasi semakin luas dengan berbagai keahlian yang sekarang tergabung di BRIN. 

"Di masa depan, fasilitas teknologi nuklir akan semakin dibutuhkan. Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian bahkan menginginkan tempat pengolahan iradiasi di Indonesia diperbanyak, karena bisa dipergunakan untuk memproses bahan pangan yang akan dikirimkan ke berbagai belahan dunia," tegas dia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar