Petani kratom sedang panen daun kratom yang saat ini menjadi sumber penghasilan masyarakat di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. ANTARA/Teofilusianto Timotius
JAKARTA - Kepala Pusat Riset Vaksin dan Obat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Masteria Yunovilsa Putra mengatakan, studi yang sedang dilakukan oleh BRIN menunjukkan tanaman kratom memiliki sifat antidiabetes. Artinya, bisa digunakan dalam penanganan penyakit diabetes. "Kita melakukan tes kemarin dengan alfa amilase dan alfa glukosidase dari kratom tersebut, nah kratom itu menunjukkan sifat untuk antidiabetes," ujar Masteria dalam webinar yang diadakan BRIN, Jumat (20/9).
Saat ini, pihaknya sedang melakukan tahapan penelitian lanjutan untuk meneliti sifat antidiabetes kratom. Berdasarkan data sementara, kratom cukup potensial digunakan sebagai pengobatan antidiabetes.
Sebelumnya, Masteria mengaku menemui beberapa warga Kalimantan yang mengaku kadar glukosa mereka cukup rendah ketika mengonsumsi kratom. Beberapa orang yang memiliki riwayat diabetes kondisinya juga menjadi ebih baik setelah mengonsumsi kratom.
Kalimantan merupakan daerah yang sudah lama menggunakan kratom secara tradisional. Kratom juga banyak ditemukan di sejumlah daerah di sana.
"Melihat ada beberapa orang yang mengatakan seperti itu, kemudian kami coba (teliti) dan saat ini kami sedang melakukan prosesnya," terang Masteria.
Dia menyebut, dalam beberapa bulan mendatang hasil uji in vivo dan in vitro terkait potensi antidiabetes kratom dapat diketahui.
Sebelumnya, pemerintah secara resmi mengatur pemanfaatan dan perdagangan kratom melalui dua regulasi, yaitu Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 20 Tahun 2024 tentang Perubahan Ketiga atas Permendag Nomor 22 Tahun 2023 tentang Barang Yang Dilarang untuk Diekspor, serta Permendag Nomor 21 Tahun 2024 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 23 Tahun 2023 Tentang Kebijakan Dan Pengaturan Ekspor.
Asosiasi Kratom Indonesia (AKI) menilai regulasi ini penting dalam memberikan kepastian hukum dan pedoman yang jelas bagi eksportir dan pengusaha kratom di Indonesia.
"Langkah ini akan membantu mengurangi risiko ketidakpastian dalam perdagangan dan memastikan bahwa produk kratom Indonesia dapat bersaing secara adil di pasar global," ujar Wakil Ketua AKI, Rudyzar Zaidar Mochtar, seperti diwartakan Antara, Senin (16/9).