c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

24 Juli 2024

11:11 WIB

BRIN Sebut Konsumsi Kecubung Dapat Sebabkan Kematian 

Konsumsi kecubung tidak hanya berdampak pada sistem saraf pusat yang memicu halusinasi,

Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>BRIN Sebut Konsumsi Kecubung Dapat Sebabkan Kematian&nbsp;</p>
<p>BRIN Sebut Konsumsi Kecubung Dapat Sebabkan Kematian&nbsp;</p>

Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Tabalong AKBP Tukiman menunjukkan tanaman kecubung yang ditemukan Desa Catur Karya, Kecamatan Haruai, Tabalong, Kalimantan Selatan, beberapa waktu lalu. ANTARA/HO-BNNK Tabalong.

JAKARTA - Perekayasa Utama Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Agung Eru Wibowo mengatakan, beberapa penelitian menunjukkan konsumsi kecubung dapat menyebabkan kematian. Pasalnya, konsumsi kecubung tidak hanya berdampak pada sistem saraf pusat yang memicu halusinasi, tapi juga berdampak pada sistem saraf perifer.

"Saraf perifer tadi sampai ke organ-organ. (Dampaknya) bisa jantungnya, bisa retensi urine jadi tidak bisa buang air kecil, kemudian terkait motilitas di lambung, macam-macam," ujar Agung dalam gelar wicara yang disiarkan melalui saluran YouTube resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Selasa (23/7).

Dia menjelaskan, kondisi itu membuat fungsi organ terganggu sehingga sistem keseluruhan dalam tubuh menjadi tidak seimbang. Hal ini mendorong seseorang menuju kematian.

Selain itu, Agung berkata jika kecubung dikonsumsi secara terus-menerus dalam jangka waktu panjang, dampaknya bisa berkaitan dengan gangguan mental. Pasalnya, kecubung bisa memengaruhi sistem kognisi atau cara berpikir seseorang.

"Mungkin daya pikirnya berkurang atau ingatannya berkurang atau fungsi-fungsi terkait dengan sistem saraf pusat yang lain terganggu, kalau memang pemakaiannya terus-menerus," terang Agung.

Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk tidak mengonsumsi kecubung karena berbahaya. 

Sebelumnya, dalam media briefing daring, Jumat (19/7), psikiater konsultan adiksi RSJ Sambang Lihum, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Firdaus Yamani mengatakan, sejak 5 Juli 2024 sebanyak 56 pasien menjalani perawatan di RSJ Sambang Lihum akibat dugaan keracunan kecubung.

Mereka diketahui mengonsumsi pil putih tanpa merek yang memiliki efek seperti mengonsumsi kecubung. Firmani berkata kemungkinan pil itu mengandung ekstrak kecubung. Namun, keterangan pasti masih menunggu hasil penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Kepolisian.

Menurut Firmani, saat ini sebanyak tujuh pasien dugaan keracunan kecubung masih dirawat. Sementara itu, dua pasien meninggal dunia akibat depresi sistem pernapasan atau gangguan pernapasan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar