20 April 2023
08:49 WIB
Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi
Editor: Leo Wisnu Susapto
JAKARTA – Indonesia memerlukan pengelolaan limbah radioaktif yang aman karena banyaknya pemanfaatan sumber radioaktif.
"Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) sampai tahun 2023 ini mencatat ada sekitar 5089 buah sumber yang digunakan oleh industri medis serta 8455 buah sumber yang dimiliki oleh industri non medis," papar Kepala Pusat Riset Teknologi Daur Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Syaiful Bakhri seperti dikutip dari laman lembaga itu.
Dia menyampaikan, Indonesia perlu membangun poros kecil yang dibor ke dalam tanah untuk pengelolaan limbah.
Poros ini dikenal juga sebagai borehole disposal. Melalui cara ini, limbah radioaktif tidak akan membahayakan masyarakat.
Peneliti Ahli Utama BRIN, Sucipta sampaikan, biaya yang dibutuhkan untuk mengelola borehole disposal tidaklah mahal. Pembuatan borehole disposal juga bisa dilakukan dengan skala nasional secara kecil asalkan standar keamanan terpenuhi.
Dia menilai, beberapa negara telah mengembangkan borehole disposal. Di antaranya Amerika Serikat, Norwegia, dan negara tetangga Malaysia.
"Pada tahun 2020-2021, Indonesia telah melakukan studi untuk borehole disposal dalam hal geologi, geofisika, update data lingkungan, safety assessment, dan juga pembuatan SOP," papar dia.
Namun, menurut dia, BRIN masih perlu menyiapkan strategi agar pengembangan borehole disposal dapat diterima masyarakat. Ini dapat dilakukan melalui pendekatan sosial, pendekatan ekonomi, pendekatan lingkungan, dan lainnya. Intinya agar masyarakat paham keberadaan borehole disposal aman bagi mereka.
Profesor dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Syafrizal, pada kesempatan yang sama menegaskan pengembangan borehole disposal perlu dibuat seaman mungkin. Menurut dia, dampak positif dari pengembangan ini akan dirasakan oleh beberapa generasi mendatang.
Pendapat itu diamini oleh ilmuwan nuklir dari Universitas Gadjah Mada, Yudi Utomo Imardjoko.
Dia mengingatkan pembuatan borehole disposal harus menggunakan material kontainer yang anti bocor.
"Apalagi nanti kalau dipakai untuk bahan bakar nuklir bekas, di mana harus disimpan minimal 10.000 tahun. Kita harus punya kontainer yang tahan 10.000 tahun," pungkas dia.