19 Mei 2021
18:02 WIB
Penulis: Wandha Nur Hidayat
Editor: Leo Wisnu Susapto
JAKARTA – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melanjutkan Task Force Riset dan Inovasi Teknologi Penanganan Covid-19 (TFRIC-19) pada tahun ini. TFRIC-19 dinilai tetap dibutuhkan karena pandemi belum berakhir dan ada ancaman gelombang berikutnya.
"Guna menguatkan penanganan pandemi covid-19, menjaga serta memperkuat ekosistem inovasi teknologi penanganan covid-19 yang telah terbangun, kita perlu mengawal dan menjaganya terus," papar Kepala BPPT, Hammam Riza, Rabu (19/5).
Dia menjelaskan TFRIC-19 memiliki lima fokus riset utama di 2021. Pertama yaitu penguatan kajian keekonomian dan teknologi. Meliputi kajian rantai pasok, supply-demand, lalu pra komersialisasi, kesiapan industri manufaktur, audit teknologi, dan peta ekosistem inovasi.
Kemudian fokus yang kedua adalah inovasi dalam bidang teknologi alat kesehatan. Terdiri dari inovasi ventilator ICU, Direct Digital Radiography (DDR), kit pengukur kadar antibodi kuantitatif, dan rapid test antigen.
"Direct Digital Radiography bisa menjadi substitusi dari mesin X-Ray dan CT-Scan untuk mendeteksi covid-19 dengan menggunakan kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) seperti halnya GeNose," ungkap Hammam.
Fokus ketiga adalah inovasi teknologi untuk suplemen kesehatan. Meliputi suplemen yang berbasis bawang putih terfermentasi (black garlic), suplemen berbasis beta glucan atau polisakarida hasil fermentasi yeast, dan suplemen dalam bentuk biskuit padat gizi.
Selanjutnya, penguatan data keilmuan dan aplikasi AI. Antara lain inovasi aplikasi AI untuk deteksi covid-19, serta database bioprospeksi tanaman obat, mikroba, dan senyawa berpotensi obat untuk covid-19 dan penyakit infeksi lain.
Sementara yang terakhir adalah penguatan kerja sama, komersialisasi, dan media.
Hal ini diharapkan dapat memunculkan konten atau muatan positif bagi inovasi-inovasi produk yang dikembangkan TFRIC-19. Sekaligus ajang pembuktian penguatan inovasi dengan adanya BRIN.
"Saya suka menyebut ini adalah TFRIC-19 next generation. Kita mohon dukungan dan komitmen semua,” imbuh Kepala BPPT.
Hammam menuturkan pengendalian covid-19 harus semakin menguat untuk menghadapi berbagai kemungkinan buruk. Upaya genomic surveilance, misalnya, harus terus diakselerasi mengingat varian covid-19 dari berbagai negara sudah ditemukan di Indonesia.
Terlebih lagi, lanjut dia, liburan Lebaran pada 6-17 Mei lalu masih ada 1,1% atau sekitar 1,5 juta orang yang mudik meski pemerintah sudah meniadakannya. Hal ini mengakibatkan ada potensi penularan covid-19 yang lebih luas dalam beberapa pekan ke depan.
"Pada pertemuan presiden dengan kepala daerah disebutkan ada tingkat penularan yang masih terus tinggi di 15 provinsi dalam kurun waktu belakangan ini. Mulai dari Aceh sampai Gorontalo. Belum lagi di Jawa antara lain DKI Jakarta dan Banten," ucap Hammam.