c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

14 Oktober 2025

13:37 WIB

BPOM Intensifkan Fitofarmaka Untuk Obat

Pemanfaatan fitofarmaka secara intensif guna menekan pemanfaatan bahan baku impor untuk obat-obatan di Indonesia.

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>BPOM Intensifkan Fitofarmaka Untuk Obat</p>
<p>BPOM Intensifkan Fitofarmaka Untuk Obat</p>

Ilustrasi ekstrak sambiloto. (ANTARA/HO/Klikdokter.com).

JAKARTA - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menyebut, tengah mengintensifkan perkembangan fitofarmaka Indonesia demi menekan penggunaan bahan baku impor untuk obat-obatan di Tanah Air. 

Ditemui usai membuka The 16th Annual Meeting of the WHO-International Regulatory Cooperation for Herbal Medicine (WHO-IRCH) Network 2025 di Jakarta, Selasa (14/10) Kepala BPOM menyebut, Indonesia memiliki potensi 30 ribu jenis tumbuhan yang baru 18 ribu di antaranya digunakan sebagai jamu dengan 71 jenis yang berkembang menjadi obat herbal terstandar dan 20 yang menjadi fitofarmaka. 

"Kita punya ribuan kampus, setidaknya BPOM sekarang sudah kerja sama 179 kampus-kampus besar dan industri kita juga sudah banyak, ada ribuan industri. Jika digabungkan keduanya ini maka nanti hasil ribuan jamu-jamuan itu bisa berkembang menjadi obat herbal terstandar dan dari herbal terstandar ini nanti bisa berpotensi menjadi obat," jelas Kepala BPOM dikutip dari Antara.

Baca juga: Memahami Perbedaan Obat Fitofarmaka Dan Jamu    

Fitofarmaka sendiri merujuk kepada obat dari bahan alam yang telah lolos uji klinik Randomized Controlled Trial (RCT). 

Langkah strategis itu penting, mengingat 94% bahan baku obat di Indonesia masih impor dan pengembangan obat menggunakan bahan baku lokal bisa menekan dan mengurangi ketergantungan tersebut. 

"Kalau itu terjadi maka kita yakin ketahanan obat, ketahanan kesehatan kita bisa terjamin," tutur Taruna.

Tidak hanya itu, dia menyoroti tren kembali ke alam yang sedang terjadi di berbagai belahan dunia dapat mendukung obat-obatan herbal Indonesia dapat berkembang lebih lanjut.

Dengan demikian, lanjut Taruna, maka obat-obatan herbal Indonesia dapat menjadi rujukan dunia bersama negara-negara lain yang sudah dikenal karena obat tradisionalnya seperti China dan Korea Selatan (Korsel).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar