c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

25 Mei 2024

12:41 WIB

BNPB Ledakkan Batu Gunung Marapi

Batu Gunung Marapi terbawa saat banjir dan merusak bangunan serta menutup hulu sungai dari gunung api itu.

Penulis: Oktarina Paramitha Sandy

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>BNPB Ledakkan Batu Gunung Marapi</p>
<p>BNPB Ledakkan Batu Gunung Marapi</p>

Pengerjaan normalisasi sungai di Nagari Bukik Batabuah, Agam , Sumatra Barat, Selasa (21/5/2024). AntaraFoto/Iggoy el Fitra.

JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyusun cara untuk demolish atau peledakan batuan material di Gunung Api Marapi, Sumatra Barat guna mencegah terjadinya banjir lahar lagi. 

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, Sabtu (25/5) menguraikan, pasca banjir bandang (galodo) lahar dingin Gunung Marapi, banyak batuan besar dengan diameter lebih dari dua meter dengan berat hingga ratusan kilogram berserakan di jalanan. Ada juga yang menghantam bangunan di sekitarnya. Batuan ini dapat menyumbat aliran air jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi. 

“Demolish ini diperlukan agar jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi di hulu, material batuan ini tidak menyumbat alur aliran air, sehingga tidak terjadi lagi banjir seperti kemarin,” papar Muhari.

Dia menjelaskan, hasil survei udara menunjukkan terdapat titik batuan besar yang berbahaya. Salah satu titik rawan yang rencananya akan dilakukan peledakan adalah di Batu Tasangkuik di Sungai Pua, Kabupaten Agam.

Untuk itu masyarakat di sekitar Gunung Marapi telah menyetujui peledakan batuan material tersebut. Mereka juga tidak mempermasalahkan rencana peledakan batu tersebut karena demi kepentingan dan keselamatan bersama. 

“Masyarakat sudah setuju dan rencananya kegiatan peledakan batu sisa material Gunungapi Marapi ini akan dilakukan pada minggu depan,” lanjut Muhari. 

Dia menyampaikan, sebelum memutuskan untuk melakukan demolish, BNPB telah melakukan survei aerial menggunakan helikopter. Survei untuk observasi lebih lanjut titik rawan banjir bandang di sekitar wilayah Gunung Marapi. Hal ini dilakukan untuk mengefektifkan penanganan darurat dan langkah mitigasi.

Survei udara dilaksanakan selama dua hari pada Kamis (23/5) dan Jumat (24/5). Pengamatan pertama dilakukan di wilayah hulu Batang Bengkawas, Batang Malana, Batang Kadurang hingga Batang Siritrit di lereng Gunung Marapi dan Singalang, Kecamatan Tanah Datar. 

Tim observasi udara Tanah Datar belum bisa mencapai puncak Marapi untuk melihat titik di ketinggian 2.800 mdpl karena cuaca kurang mendukung.

Sementara itu, pengamatan kedua dilakukan pada titik sumber alur terjadinya galodo mulai dari hulu hingga ke hilir lokasi terdampak. Sasaran pemantauan antara lain Batang Katik, Batang Kepala Koto di wilayah Gunungapi Marapi dan satu titik di wilayah Gunung Singgalang yaitu Batang Galodo.

“Survei udara ini salah satu langkah lanjutan BNPB dalam melaksanakan empat arahan Presiden Jokowi terkait penanganan banjir lahar dingin Gunungapi Marapi untuk penanganan dan penguatan early warning system,” ungkap Muhari.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar