c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

24 Juli 2025

18:07 WIB

BMKG: Riau Sedang Rawan Alami Karhutla

Riau pada bulan Juli ini sedang rawan mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla) lantaran wilayahnya sedang memasuki puncak musim kemarau

Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi

Editor: Nofanolo Zagoto

<p>BMKG: Riau Sedang Rawan Alami Karhutla</p>
<p>BMKG: Riau Sedang Rawan Alami Karhutla</p>

Ilustrasi: Petugas Manggala Agni Sumatera IV Daops Pekanbaru melakukan pemadaman kebakaran lahan gambut di Desa Rimbo Panjang, Kampar, Riau, Minggu (20/7/2025). ANTARA FOTO/Hadly V/Lmo/nym.


JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan wilayah Riau dan sekitarnya berpotensi tinggi mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Hal ini mengingat puncak musim kemarau di Riau jatuh pada bulan Juli, lebih awal dari puncak kemarau mayoritas wilayah Indonesia yaitu bulan Agustus.

"Riau sedang dalam masa paling rawan terjadinya karhutla,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, melalui keterangan tertulis, Kamis (24/7).

Dia melanjutkan, potensi keterbakaran lahan di Riau berada pada tingkat sangat tinggi sejak tanggal 23 hingga 24 Juli. Lalu, menurun sementara pada tanggal 25 hingga 26 Juli dan kembali meningkat di akhir bulan.

Dwikorita berkata, berdasarkan prakiraan iklim BMKG curah hujan di wilayah Riau selama dasarian III Juli hingga dasarian I Agustus diprediksi berada pada kategori rendah, yaitu di bawah 50 mm dan di bawah 20 mm di sebagian wilayah. Curah hujan diperkirakan mulai meningkat pada dasarian II Agustus.

Kondisi kekeringan itu juga diperparah dengan terbatasnya pertumbuhan awan hujan. Hal ini memperkecil peluang pemadaman melalui operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

Sementara itu, Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto menambahkan, Tinggi Muka Air Tanah (TMAT) di lahan gambut Riau saat ini mencapai rata-rata satu meter di bawah permukaan. BMKG menargetkan TMAT bisa naik hingga di atas 40 cm dalam seminggu ke depan. Hal ini penting agar lahan tidak mudah terbakar.

Dia juga berkata, BMKG berkolaborasi lintas sektor untuk mengantisipasi risiko bencana karhutla yang bisa meluas jika tidak ditangani dengan tepat. Salah satunya, BMKG bekerja sama dengan BNPB untuk operasi TMC yang menggunakan enam pesawat.

"Kami targetkan bisa menampung air dari 25 hingga 28 Juli karena awal Agustus nanti curah hujan kembali menurun,” tandas Seto.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar