c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

05 April 2025

15:19 WIB

BMKG Peringatkan Potensi Sejumlah Daerah Kekurangan Air Bersih

Musim kemarau di Indonesia diprediksi berlangsung secara bertahap, dimulai dari bagian tenggara, kemudian meluas ke barat, utara, dan berakhir ke timur dalam periode Maret hingga Agustus 2025

Penulis: Aldiansyah Nurrahman

Editor: Nofanolo Zagoto

<p>BMKG Peringatkan Potensi Sejumlah Daerah Kekurangan Air Bersih</p>
<p>BMKG Peringatkan Potensi Sejumlah Daerah Kekurangan Air Bersih</p>

Warga mencari air bersih. ANTARAFOTO/Seno


JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi masalah kekurangan air bersih 2025. Hal ini bisa terjadi saat musim kemarau.

Dalam buku Prediksi Musim Kemarau Indonesia 2025 yang diterbitkan BMKG dituliskan bahwa secara klimatologis, beberapa daerah di Indonesia memiliki curah hujan tahunan yang rendah dan berpotensi mengalami kekurangan sumber air bersih saat musim kemarau, meskipun sifat musimnya normal.

“Kondisi ini terutama terjadi di sebagian wilayah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur,” terang BMKG, dikutip Sabtu (5/4).

Sebagai langkah antisipasi, BMKG memberikan beberapa rekomendasi terkait pengelolaan sumber daya air di daerah-daerah berpotensi kekurangan air bersih tersebut.

Pertama, menghemat penggunaan air dengan membudayakan pola hidup hemat air serta meningkatkan kapasitas penampungan air di lingkungan rumah tangga. Kedua, memanfaatkan budaya dan teknologi pemanenan air hujan selama periode transisi untuk menyimpan cadangan air. 

Ketiga, mengoptimalkan sumber air alternatif guna mendukung ketersediaan air selama musim kemarau. Keempat, memastikan manajemen distribusi air yang efektif, khususnya oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), agar suplai air bersih tetap terjaga bagi masyarakat.

Kelima, mendorong peran aktif masyarakat dalam melindungi sumber air alami dengan tidak membuang limbah ke sungai, waduk, atau danau.

Adapun awal musim kemarau di Indonesia diprediksi berlangsung secara bertahap, dimulai dari bagian tenggara, kemudian meluas ke barat, utara, dan berakhir ke timur dalam periode Maret hingga Agustus 2025.

Dari total 699 Zona Musim (ZOM), sebanyak enam ZOM (0,86%), akan mengalami musim kemarau pada Maret 2025, lebih awal dibandingkan ZOM lainnya, yaitu mencakup sebagian Pulau Madura di Jawa Timur, sebagian kecil Kalimantan Utara, serta Nusa Penida di Bali. 

Pada April 2025, sebanyak 115 ZOM (16,5%) diprediksi akan memasuki musim kemarau, meliputi wilayah Lampung bagian timur, pesisir utara Jawa bagian barat, pesisir Jawa Timur, serta pesisir Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Memasuki Mei 2025, sebaran wilayah yang diprediksi akan memasuki musim kemarau meluas ke 147 ZOM (21,0%) mencakup sebagian kecil Sumatera, sebagian besar Jawa Tengah hingga Jawa Timur, sebagian Kalimantan Selatan, Bali, serta Papua bagian selatan.

Sementara itu,sebanyak 141 ZOM (20,2%) diprediksikan mulai mengalami musim kemarau pada bulan Juni 2025 yang meliputi sebagian besar wilayah Sumatera, Jawa bagian Barat, Kalimantan bagian selatan, dan sebagian kecil wilayah di Sulawesi dan Papua.

Selanjutnya, sebanyak 75 ZOM (10,7%) diprediksikan mulai mengalami musim kemarau pada Juli 2025, mencakup Kalimantan bagian selatan serta Sulawesi bagian selatan dan utara.

Sedangkan, pada Agustus 2025, sebanyak 67 ZOM (9,6%) diprediksikan memasuki musim kemarau, meliputi sebagian pesisir timur Kalimantan, Sulawesi bagian tengah, serta Maluku.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar