c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

01 Agustus 2025

12:09 WIB

BMKG Minta OMC Fokus Basahi Muaro Jambi

OMC untuk Muaro Jambi karena dari hasil pemantauan, karena karhutla mengancam berdasarkan pengamatan lapangan.

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>BMKG Minta OMC Fokus Basahi Muaro Jambi</p>
<p>BMKG Minta OMC Fokus Basahi Muaro Jambi</p>

Foto udara kebakaran hutan dan lahan di Desa Gambut Jaya, Muaro Jambi, Jambi, Senin (21/7/2025). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/YU/aa..

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta prioritas Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dipusatkan di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Karena, meningkatnya indikator kerawanan lahan gambut terhadap kebakaran.

Deputi Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto di Jakarta, Jumat (1/8) mengatakan, meskipun saat ini tidak terdeteksi titik panas dengan tingkat kepercayaan tinggi di Jambi, sejumlah indikator lapangan menunjukkan perlunya kewaspadaan, terutama di Muaro Jambi.

“Sebanyak 11 stasiun di Muaro Jambi mencatat tinggi muka air tanah dalam kondisi bahaya atau hitam, yaitu kurang dari -80 cm. Sementara tujuh stasiun lainnya berada dalam kategori sangat rawan,” kata dia dikutip dari Antara.

Baca juga: Polda Jambi Selidiki Penyebab Kebakaran Lahan Gambut Jaya    

Kondisi serupa juga terpantau oleh tim BMKG di Tanjung Timur, dengan 10 stasiun meteorologi menunjukkan status rawan atau kuning, berkisar antara -40 hingga -60 cm.

Berdasarkan indikator tersebut, BMKG merekomendasikan peningkatan frekuensi patroli darat dan operasi udara di dua wilayah Muaro Jambi dan Tanjung Timur.

Menurut dia, BMKG akan terus memonitoring sebaran awan potensial. Lalu, memantau tinggi muka air tanah berikut indikator lainnya secara harian untuk mendukung operasi modifikasi yang mampu meningkatkan potensi hujan.

Berdasarkan pengalaman operasi modifikasi cuaca sebelumnya yang berlangsung pada 25-31 Juli 2025, cukup berdampak positif dimana hujan turun sepanjang hari selama periode penyemaian di Jambi. 

"Selama sembilan hari air yang dihasilkan mencapai 157,6 juta meter kubik,” kata dia.

Sebelumnya seluruh stakeholder melakukan pemantauan udara menggunakan helikopter di atas kawasan gambut Desa Gambut Jaya, Kabupaten Muaro Jambi. Tinjauan difokuskan untuk melihat kondisi tutupan lahan, tinggi muka air gambut, dan potensi kerawanan karhutla secara langsung dari udara.

Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) Hanif Faisol Nurofiq menjelaskan, pemantauan udara merupakan poin penting untuk melihat langsung kondisi lapangan serta efektivitas infrastruktur pembasahan gambut yang telah dibangun. Kawasan gambut seperti di Desa Gambut Jaya sangat rentan terbakar bila tidak dikelola dengan baik.

“Kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Pencegahan karhutla adalah tanggung jawab bersama. Saya mengapresiasi komitmen Pemerintah Provinsi Jambi yang terus aktif dalam mengoordinasikan upaya penanggulangan karhutla di wilayahnya,” tegas Menteri Hanif.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar