02 Januari 2024
08:00 WIB
Editor: Leo Wisnu Susapto
SUMEDANG - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat Kabupaten Sumedang untuk tetap waspada selama sepekan ke depan setelah terjadi gempa bumi di penghujung tahun 2023.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Teguh Rahayu di Sumedang, Jawa Barat, Senin (1/1) mengatakan, kemungkinan terjadinya gempa susulan tidak ada yang bisa memprediksi, termasuk BMKG.
"Kami mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama sepekan ke depan, karena kita belum bisa memprediksi gempa susulannya seperti apa. Jadi, selama satu minggu ke depan harus meningkatkan kewaspadaan," kata Rahayu seperti dikutip dari Antara.
Rahayu mengatakan, kewaspadaan itu harus dimiliki oleh masyarakat, terutama yang memiliki bangunan rumah, yang sudah lima kali diguncang gempa sejak 31 Desember 2023 sampai 1 Januari 2024.
"Sudah pasti struktur bangunannya bergeser, karena bangunan kita kan bukan bangunan yang didesain tahan gempa. Jadi, harus waspada," ucap dia.
Ketika ditanya mengenai penyebab lima gempa di Sumedang, Rahayu mengatakan BMKG untuk sementara ini belum bisa mengidentifikasi secara jelas aktivitas patahan atau sesar apa.
"Namun, kita bisa sampaikan bahwa ini dari aktivitas sesar-sesar lokal yang aktif. Mudah-mudahan kita di lapangan secepatnya bisa ambil data, jadi bisa dijustifikasi sesar apa, mudah-mudahan setelah gempa utama magnitude (M) 4,8, tren gempa susulan mengecil kekuatannya, mudah-mudahan meluruh terus," harap dia.
Akibat rangkaian gempa dengan yang terbesar berkekuatan M 4,8 di Sumedang pada 31 Desember 2023 sampai 1 Januari 2024, sebanyak 138 rumah rusak ringan, 110 rumah rusak berat. Lalu, ada 456 warga mengungsi.
Sebanyak 11 orang mengalami luka ringan, dengan dua orang di antaranya dirawat di RSUD Sumedang dan RS Santosa Bandung. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Berdasarkan hasil analisa Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), kejadian gempa bumi ini diperkirakan akibat aktivitas sesar aktif Cileunyi-Tanjungsari yang disimpulkan berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman dari data BMKG.
Menurut data Badan Geologi, Sesar Cileunyi-Tanjungsari merupakan sesar mendatar mengiri, sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles, dan nilai laju geser berkisar antara 0,19-0,48 mm/tahun.
Badan Geologi juga mencatat wilayah Kabupaten Sumedang pernah mengalami kejadian gempa bumi merusak pada 1972.
Sementara itu, kejadian gempa bumi tahun 2010 menimbulkan kecemasan bagi penduduk di daerah Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Pada 2022, tercatat kejadian gempa bumi dengan magnitudo (M 2,7) dengan sumber gempa berada pada kedalaman 16 kilometer (km).