c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

24 Agustus 2022

09:29 WIB

BMKG: Cuaca Ekstrem Fenomena Luar Biasa

Butuh sinergi banyak pihak untuk hadapi cuaca ekstrem.

Editor: Leo Wisnu Susapto

BMKG: Cuaca Ekstrem Fenomena Luar Biasa
BMKG: Cuaca Ekstrem Fenomena Luar Biasa
Ilustrasi cuaca. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.

JAKARTA – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyatakan, fenomena cuaca ekstrem adalah hal yang luar biasa karena kejadiannya bisa dengan cepat.

Karena itu, BMKG menilai perlunya jejaring dengan para pemangku kepentingan hingga pakar untuk memperkuat sinergi data dalam menghadapi kondisi tersebut

“Bagi BMKG, fenomena perubahan iklim yang berdampak pada kondisi ekstrem, mengakibatkan lompatan kejadian ekstrem,” sebut dia dalam Seminar Ilmiah: "Kejadian Ekstrem dan Perubahan Iklim" secara daring di Jakarta, Selasa (23/8).

Mengutip dari Antara, BMKG mencatat telah terjadi 70 kali kejadian ekstrem dalam 2-3 tahun terakhir akibat perubahan iklim. Selain itu, kejadian siklon juga sering terjadi.

Menurut dia, bahwa bekerja secara rutin dan sesuai standar operasional prosedur (SOP) tidaklah cukup. BMKG perlu meningkatkan kapasitas, baik daya analitik, big data, peralatan mendeteksi secara dini fenomena alam, maupun untuk proyek ke depannya.
 
 "Oleh karena itu kami harus semakin mempererat, semakin memperkuat jaringan, sistem dan kerja sama dengan berbagai pihak, terutama dengan para pakar, pakar atmosfer, pakar iklim di Indonesia. Alhamdulillah banyak perguruan tinggi yang mendalami hal tersebut," ujarnya.

Untuk itu, BMKG harus lebih sering untuk menjalin komunikasi antar-data dengan para pakar, salah satunya melalui seminar ilmiah tersebut, agar terjadi sinergi.

Menurut dia, keberhasilan akan terjadi apabila di saat terjadi cuaca ekstrem, data-data tersebut telah bersinergi. Sehingga, dapat mencegah terjadinya kastatropik, atau bencana yang berdampak besar.

"Itu adalah tolak ukur kerja kita berhasil. Sehingga meskipun si pemilik data sedang istirahat sedang tidur, tetapi alarm sudah meraung-raung, peringatan ini sudah tersebar sebelum kejadian itu," kata Dwikorita.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar