c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

19 Januari 2024

13:03 WIB

BMKG Catat Kekuatan Gempa di Sumedang Menurun

Gempa Sumedang menurut pengamatan BMKG, terus menurun secara fluktuatif.

Penulis: Oktarina Paramitha Sandy

Editor: Leo Wisnu Susapto

BMKG Catat Kekuatan Gempa di Sumedang Menurun
BMKG Catat Kekuatan Gempa di Sumedang Menurun
Kondisi rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa di Cipameungpeuk, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (3/1/2024). Antara Foto/Raisan Al Farisi

JAKARTA - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, kondisi tektonik yang menjadi sumber gempa Sumedang sudah semakin stabil. 

“Berdasarkan hasil monitoring Gempa Bumi Sumedang yang dilakukan oleh BMKG sejak 31 Desember 2023 hingga 19 Januari 2024 menunjukkan telah terjadi sebanyak 23 kali gempa dan kondisinya saat ini sudah semakin stabil,” papar Daryono dalam keterangan yang diterima, Jumat (19/1). 

Daryono menjelaskan gempa pertama yang terjadi di sumedang berkekuatan M4,1 dengan kedalaman tujuh kilometer. Kemudian gempa kedua berkekuatan M3,4 dengan kedalaman enam kilometer dan gempa ketiga berkekuatan M4,8 dengan kedalaman lima kilometer. Serta gempa selanjutnya terjadi sebanyak 20 kali dengan kekuatan sebesar M1,4 sampai dengan M4,5.

Berdasarkan hasil monitoring BMKG, dapat disimpulkan bahwa aktivitas gempa bumi yang terjadi di Sumedang secara umum tren magnitudonya semakin mengecil secara fluktuatif dengan frekuensi kejadian gempa yang semakin jarang terjadi. Bahkan dalam enam hari terakhir sejak 13 Januari 2024 aktivitas gempabumi di Sumedang nihil (tidak terjadi). 

“Ini menjadi petunjuk, bahwa kondisi tektonik sumber gempa Sumedang tampak semakin stabil untuk kemudian menuju aman kembali,” ujar Daryono. 

Daryono mengatakan, wilayah Jawa Barat merupakan salah satu Kawasan aktif gempa bumi tektonik. Hal ini disebabkan karena wilayahnya yang berdekatan dengan zona tumbukan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia di Samudra Hindia.

Oleh karena itu, aktivitas gempa bumi di Jawa Barat banyak diakibatkan oleh aktivitas pergerakan Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia di zona subduksi dan patahan atau sesar aktif di daratan.

Selain itu, sumber gempa patahan atau sesar aktif di Jawa Barat cukup banyak, tersebar mengelilingi Sumedang seperti Sesar Cimandiri, Sesar Cugenang, Sesar Lembang, Sesar Cipamingkis, Sesar Baribis, Sesar Cicalengka, Sesar Cileunyi-Tanjungsari, serta beberapa sesar aktif lainnya yang belum terpetakan. 

“Berdasarkan catatan sejarah gempa bumi yang bersumber dari Katalog Gempabumi Merusak BMKG, di wilayah Jawa Barat belum pernah terjadi gempa besar dengan magnitudo hingga mencapai kekuatan M7,0 yang bersumber dari sesar aktif di daratan,” papar Daryono.

Dia menambahkan, pihaknya menghimbau masyarakat Sumedang untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan informasi dan pemberitaan yang belum terverifikasi kebenarannya. Seperti halnya informasi mengenai akan terjadinya gempa dengan kekuatan yang lebih besar di Sumedang dan lain-lain. 

“Percayakan informasi mengenai gempa bumi kepada Lembaga Resmi yang memiliki tugas pokok dan fungsi memberikan informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami, yaitu BMKG,” sambung Daryono.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar