c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

13 Mei 2023

13:04 WIB

BMKG Bunyikan Sirine Tsunami Tiap Tanggal 26

Sirine tsunami berbunyi tiap tanggal 26 sebagai bagian dari perawatan alat.

Editor: Leo Wisnu Susapto

BMKG Bunyikan Sirine Tsunami Tiap Tanggal 26
BMKG Bunyikan Sirine Tsunami Tiap Tanggal 26
Petugas BMKG wilayah V Jayapura, Papua saat memantau cuaca. ANTARA/HO-BMKG Wilayah V Jayapura.

SENTANI - Sirine tsunami akan berbunyi setiap tanggal 26 setiap bulan di Papua. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah IV Jayapura, Provinsi Papua menyatakan, hal itu sebagai keperluan pemeliharaan dan uji kerja alat tersebut.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Jayapura Herlambang Hudha di Jayapura, Sabtu (13/5) menatakan, sirine tsunami saat ini telah diaktifkan kembali.

“Jadi kami mengaktifkan kembali sirine tsunami BMKG Jayapura, setiap bulan pada tanggal 26 sirine ini akan berbunyi dan lokasinya di belakang kantor Majelis Rakyat Papua,” lanjut Herlambang seperti dikutip dari Antara.

Menurut dia tujuan sirene tsunami ini dibunyikan setiap bulan adalah untuk keperluan pemeliharaan uji unjuk kerja dan kesiapsiagaan sesuai standar operasional prosedur (SOP) sirine tersebut.

“Kita akan tes untuk membunyikan sirene pada pukul 10.00 WITA pada tanggal 26 dan bunyi sirene ini akan mencapai radius 3-5 kilometer (km) dari gedung Majelis Rakyat Papua,” sambung dia.

Ia menjelaskan untuk kepentingan tersebut maka BMKG mengimbau agar warga masyarakat yang berada di sekitar Jayapura untuk tidak panik ketika mendengar bunyi sirene tsunami berbunyi.

“Kami sudah menyurat kepada 15 pihak seperti seperti Pemerintah Kota Jayapura, Kapolda Papua, Kepala BPBD Provinsi Papua dan lai nya terkait pelaksanaan membunyikan sirene setiap bulan,” sambung dia.

Ia menambahkan hal ini sudah menjadi standar operasional prosedur (SOP) yang harus dilakukan sehingga pihaknya berharap masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa.

“Ketika sirine tsunami berbunyi kami harap masyarakat tidak terganggu dan tetap menjalankan aktivitas serta kerjanya seperti biasa tanpa perlu merasa cemas,” demikian Herlambang.

Data BMKG, gempa merusak di Jayapura terjadi pada 10 Januari 1971 dengan Magnitudo 7,3 (VI-VII MMI di Jayapura) yang menyebabkan kerusakan sejumlah bangunan retak.

Kemudian, pada 23 Juli 1979 M5,3 (IV MMI di Sentani). Selanjutnya, pada 19 Desember 1995 M6,5 (IV MMI di Jayapura), gempa ini menyebabkan dua orang meninggal dunia akibat longsor di Wamena.

Pada 28 Oktober 2017 terjadi gempa M4,7 (IV MMI di Jayapura) yang berdampak bagunan rusak (plafon gedung bioskop XXI ambruk, plafon Gedung Lantamal X).

Lalu, pada 2 Januari 2023, dengan kekuatan M4,9. 

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar