c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

31 Januari 2024

09:56 WIB

BKSDA Kalbar Lepasliarkan Sepasang Orangutan Kalimantan

Lepasliarkan orangutan Kalimantan di Taman Nasional Betung Karihun untuk kali ke-17.

Penulis: Aldiansyah Nurrahman

Editor: Leo Wisnu Susapto

BKSDA Kalbar Lepasliarkan Sepasang Orangutan Kalimantan
BKSDA Kalbar Lepasliarkan Sepasang Orangutan Kalimantan
Orangutan dengan menggendong anaknya. Shutterstock/arik bintang

JAKARTA - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat (BKSDA Kalbar) melepasliarkan dua orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) hasil rehabilitasi. Upaya itu buah kerja sama dengan Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (BBTNBKDS) dan Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang (YPOS).

Aming dan Mona, nama orangutan itu dilepasliarkan di Sungai Rongun, Taman Nasional Betung Karihun pada Jumat (26/1/2024).

Kepala BKSDA Kalbar, RM Wiwied Widodo dalam keterangan tertulis mengungkapkan, pelepasliaran tahap ke 13 kalinya sejak 2017. 

”Sebelumnya, BKSDA Kalbar melepasliarkan 28 orangutan di kawasan Sub Das Mendalam, Taman Nasional Betung Kerihun,” imbuh Wiwied, Selasa (30/1).

Taman Nasional Betung Kerihun merupakan salah satu tulang punggung menjaga keseimbangan ekosistem, habitat satwa. Serta berperan penting dalam menjaga kesinambungan pertumbuhan populasi spesies kunci termasuk orangutan. 

Dipilihnya lokasi Sungai Rongun, Sub Das Mendalam, SPTN Wilayah III Padua Mendalam setelah melalui survei dan kajian kesesuaian habitat. Juga, kelimpahan pohon pakan orangutan serta aksesibilitas menuju lokasi yang cukup jauh dan sulit untuk dijangkau masyarakat.

Wiwied memaparkan, kedua orangutan hasil evakuasi BKSDA Kalbar pada 2015. Orangutan betina, Mona dievakuasi dari masyarakat Desa Pulau Jaya, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang saat berusia enam bulan. Lalu, Aming, orangutan jantan dievakuasi dari masyarakat Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi. 

Wiwied memastikan, mereka sehat serta terbebas dari penyakit menular. Kedua orangutan tersebut telah menjalani rehabilitasi selama delapan tahun dengan empat tahun di antaranya rehabilitasi di Sekolah Hutan Jerora yang dikelola YPOS. 

Selama rehabilitasi, keduanya telah memiliki kemampuan lokomosi yang baik. Yakni, mengenal berbagai jenis pakan, memiliki keterampilan membuat sarang serta merenovasi sarang lama.

"Mengembalikan orangutan ke habitat alaminya bukan perkara mudah dan murah,“ tutur Wiwied.

Indonesia memiliki tiga spesies orang utan asli. Orangutan banyak dikenal sebagai primata yang berasal dari pulau Kalimantan. Padahal di Indonesia terdapat tiga spesies, yaitu; Kalimantan (Pongo pygmaeus), Sumatra (Pongo abelii) dan Tapanuli (Pongo tapanuliensis).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar