c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

14 November 2023

16:07 WIB

Biden Dituduh Bawahannya Sebarkan Informasi Salah Soal Konflik Di Gaza

Memo yang ditandatangani 100 staf Departemen Luar Negeri dan USAID itu menyebutkan, Biden menyebarkan informasi salah dalam pidatonya, 10 Oktober 2023, mengenai serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober

Biden Dituduh Bawahannya Sebarkan Informasi Salah Soal Konflik Di Gaza
Biden Dituduh Bawahannya Sebarkan Informasi Salah Soal Konflik Di Gaza
Tangkapan layar. Presiden Amerika Serikat Joe Biden memberikan keterangan pers setelah pertemuan dengan PM Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, Israel, Rabu (18/10/2023). Antara/Shofi Ayudiana

WASHINGTON - Sejumlah staf Departemen Luar Negeri dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) menulis sebuah memo. Isinya tentang perbedaan pandangan yang menuduh Presiden Joe Biden "menyebarkan informasi salah" tentang perang Israel-Hamas.
 
Menurut sebuah laporan dikutip Selasa (14/11), para staf tersebut juga mengakui, Israel melakukan "kejahatan perang" di Gaza. Memo yang ditandatangani 100 staf Departemen Luar Negeri dan USAID itu menyebutkan, Biden menyebarkan informasi salah dalam pidatonya pada 10 Oktober mengenai serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, menurut situs media daring Axios.
 
Memo itu diserahkan ke kantor kebijakan Deplu pada 3 November dan sangat merekomendasikan agar pemerintah AS “mengadvokasi pembebasan sandera oleh Hamas dan (Israel)”. 

Apalagi, ribuan warga Palestina ditahan di Israel, beberapa di antaranya “tanpa tuduhan”, lanjut laporan itu.
 
Memo tersebut juga mendesak Biden, yang dalam pidatonya mengatakan AS mendukung Israel, agar berbuat lebih banyak untuk mempertanyakan aksi yang dilakukan Israel. Laporan Axios menyusul sejumlah laporan lainnya dalam beberapa pekan belakangan tentang “pemberontakan” di Deplu, khususnya mengenai dukungan tanpa syarat AS kepada Israel, saat jumlah korban sipil di Gaza terus bertambah.
 
Disinggung soal laporan tersebut, juru bicara Deplu Matthew Miller mengatakan salah satu kekuatan departemen ini adalah “perbedaan pandangan”.  

Dia menambahkan, mereka “menyambut baik orang-orang yang membuat pandangan tersebut menjadi diketahui.”
 
“Menteri telah bertemu dengan sejumlah orang dari semua lapisan di berbagai biro di Deplu untuk mendengar pendapat mereka tentang kebijakan kami. Baik yang berkaitan dengan Israel dan konfliknya dengan Hamas dan isu-isu lain, termasuk isu yang sangat kontroversial. Dia juga mendorong masyarakat untuk memberikan masukan,” tuturnya.
 
“Dia (menteri) meminta orang-orang untuk angkat bicara jika mereka tak setuju,” lanjutnya.

Hanya saja, menurut sang jubir, adanya pandangan ini bukan berarti pihaknya akan mengubah kebijakan berdasarkan perbedaan pendapat.
 
“Dia akan mempertimbangkan saran-saran tersebut dan akhirnya akan mengambil keputusan yang menurutnya keputusan terbaik dan menyampaikan sarannya kepada presiden tentang apa yang harus dilakukan,” tambahnya.
 
Memasuki hari ke-38 agresi Israel di Jalur Gaza, sedikitnya 11.180 warga Palestina, termasuk 7.700 lebih anak dan perempuan, tewas. 

Sementara itu, lebih dari 28.200 orang lainnya terluka, menurut data terkini otoritas Palestina di wilayah kantong tersebut. Di pihak Israel hampir 1.200 orang tewas, menurut data resmi Israel.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar