08 Mei 2025
14:49 WIB
BGN Target Nol Kasus Keracunan MBG, Legislator Ingatkan Ini
Pengawasan berbasis komunitas perlu dilakukan demi mencapai target nol kasus keracunan Makan Bergizi Gratis atau MBG yang dicanangkan Badan Gizi Nasional
Penulis: Gisesya Ranggawari
Editor: Nofanolo Zagoto
Siswa menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMA Negeri 1 Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (6/5/2025 ). AntaraFoto/Adeng Bustomi
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati, mengingatkan target ambisius zero accident atau nol kejadian keracunan dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hanya bisa tercapai dengan penguatan sistem pelaksanaan yang terukur, terutama melalui penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang baku dan jelas di seluruh lini.
"Keberhasilan zero accident dalam Program MBG memerlukan SOP yang tidak hanya lengkap, tetapi juga harus diterapkan konsisten, dipahami semua pelaksana di lapangan, dan dievaluasi secara rutin," kata Mufida dalam keterangan tertulis, Kamis (8/5) di Jakarta.
Ia menambahkan, pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkelanjutan juga menjadi kunci untuk mewujudkan target nol insiden, khususnya insiden keracunan dalam implementasi MBG.
Mufida mendorong BGN membentuk program sertifikasi bagi pelaksana MBG serta peningkatan kompetensi berkala untuk semua pihak yang terlibat dalam produksi dan distribusi makanan.
"SDM harus terus dibekali ilmu terbaru terkait keamanan pangan. Pembinaan tidak bisa sekali selesai. Harus menjadi bagian integral dari operasional MBG," imbuh Politikus PKS ini.
Pengawasan Berbasis Komunitas
Menurutnya, pengawasan berbasis komunitas juga perlu dilakukan demi mencapai zero accident. Termasuk, pelibatan sekolah, orang tua, dan masyarakat penerima manfaat, diperlukan sebagai bagian dari sistem kontrol yang dapat memperkuat ketahanan Program MBG.
"Pengawasan tak bisa hanya top-down. Kita butuh partisipasi aktif masyarakat untuk memastikan kualitas terjaga dari hulu hingga hilir," beber Mufida.
Dia menyarankan agar BGN membangun sistem evaluasi berbasis data yang transparan, sehingga setiap insiden dapat dilacak akarnya dan menjadi pelajaran berharga untuk perbaikan ke depan.
"Setiap laporan insiden harus menjadi bahan kajian mendalam. Dengan pendekatan ini, zero accident bukan sekadar slogan, tetapi tercapai secara nyata dan berkelanjutan," tuturnya.
Target zero accident pada program MBG ini sempat disampaikan langsung oleh Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana yang menargetkan tidak ada lagi siswa yang keracunan setelah menyantap menu MBG.
"Target kita adalah zero accident. Tidak ada kejadian keracunan di lapangan," kata Dadan di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (3/5) lalu.
Diketahui, kasus keracunan setelah menyantap menu MBG terjadi di berbagai daerah. Di antaranya, Nganjuk (7 siswa), Nunukan (30 siswa), Sukoharjo (40 siswa), Waingapu (29 siswa), Pandeglang (40 siswa), Takalar (12 siswa), Batang (60 siswa), Cianjur (78 siswa), Bombana (13 siswa), Bandung (343 siswa), Tasikmalaya (400 siswa), Pali (65 siswa).