c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

09 November 2022

15:13 WIB

Bencana Hidrometeorologi Dominasi Bencana Di 2022

Di tahun 2022 ini, belum sampai akhirnya, sudah terjadi 3.207 kejadian bencana telah melanda wilayah Indonesia.

Editor: Rikando Somba

Bencana Hidrometeorologi Dominasi Bencana Di 2022
Bencana Hidrometeorologi Dominasi Bencana Di 2022
Deretan permukiman padat penduduk bantaran Sungai Ciliwung yang terendam banjir di Jakarta, Senin (1 0/10/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

JAKARTA – Di tahun 2022 ini, belum sampai akhirnya, sudah terjadi 3.207 kejadian bencana telah melanda wilayah Indonesia. Dan, bencana hidrometeorologi basah mendominasi bencana-bencana itu, hingga 95%.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, Rabu (9/11) mengungkapkannya dalam Apel Kesiapsiagaan Nasional Menghadapi Bencana Hidrometeorologi di Jakarta.

Suharyanto mengatakan bahwa bencana hidrometeorologi basah yang melanda wilayah Indonesia meliputi banjir, tanah longsor, dan kondisi cuaca ekstrem.

“Hanya Indonesia Timur yang sebagian besar wilayahnya tidak mengalami banjir,” katanya.

Dia menguraikan, banjir terjadi di sebagian besar wilayah. Ia memberikan gambaran, daerah-daerah di wilayah Provinsi Aceh rata-rata mengalami banjir. Banjir juga melanda daerah-daerah di Pulau Jawa serta bagian wilayah Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

Suharyanto menekankan pentingnya meningkatkan kesiapsiagaan untuk menghadapi potensi bencana alam pada puncak musim hujan, yang diprakirakan berlangsung Desember 2022 sampai Januari 2023.

"Mudah-mudahan dengan adanya apel ini, semua yang terkait dengan penanggulangan bencana, baik tingkat daerah, tingkat pusat, sudah siap segala sesuatunya, baik dari segi personel, peralatan, maupun piranti-piranti lunak," katanya.



Tertinggi Di Oktober
 
Apel Kesiapsiagaan Nasional Menghadapi Bencana Hidrometeorologi mencakup pengecekan kesiapan personel dan alat pendukung upaya penanggulangan bencana serta simulasi kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy serta Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menghadiri apel ini juga.

Sementara, khusus di bulan Oktober saja, BNPB mencatat  bahwa korban jiwa akibat bencana hidrometeorologi basah di Indonesia ada sebanyak 50 orang.  

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam agenda Disaster Briefing yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin, mengungkapkannya. 

Dia menjelaskan, pada bulan Oktober 2022 frekuensi bencana rata-rata 70 kali per pekan. Data yang sama mengulas, beragam bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, cuaca ekstrem, dan tanah longsor di bulan Oktober 2022 mengakibatkan korban jiwa tertinggi, dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

"Di bulan Oktober total 50 jiwa, ini menjadi perhatian kami di BNPB. Sehingga mungkin besok dan lusa kita akan apel kesiapsiagaan secara nasional untuk kembali mengingatkan pemerintah daerah," ujar Abdul.

Abdul mengatakan dari Januari hingga Oktober 2022, tercatat 3.038 kali kejadian bencana. Dalam rentang waktu tersebut, tercatat korban jiwa sebanyak 230 orang.

Ada sejumlah titik rawan dari provinsi-provinsi dengan kejadian bencana paling tinggi hingga kuartal ketiga. Daerah itu adalah Sumatera yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah.

BNPB juga mencatat, warga terdampak angkanya naik, artinya intensitas cakupan wilayah yang terendam makin banyak.cTercatat pada Oktober 2021, kejadian bencana sebanyak 427 kali dengan 767.000 terdampak. Namun, pada Oktober 2022, sebanyak 396 kali kejadian bencana menyebabkan 850.000 orang terdampak dan mengungsi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar