25 Juni 2025
20:19 WIB
Banyak Warga Gorontalo Alami Obesitas Sentral
Hasil pemeriksaan Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Provinsi Gorontalo per 20 Juni 2025 mendapati 35,83% warga usia di atas 18 tahun yang menjalani pemeriksaan lingkar perut mengalami obesitas sentral
Editor: Nofanolo Zagoto
Ilustrasi obesitas. Shutterstock/Billion Photos
GORONTALO - Hasil pemeriksaan Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Provinsi Gorontalo per 20 Juni 2025 mendapati 35,83% warga usia di atas 18 tahun yang menjalani pemeriksaan lingkar perut mengalami obesitas sentral.
"Data ini mendapat respons spontan dari Pak Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail, sehingga meminta agar temuan ini dapat diberi perhatian serius sebab menjadi tanda peringatan terhadap kondisi kesehatan masyarakat," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Gorontalo Sofian Ibrahim di Gorontalo, seperti dilansir Antara, Rabu (25/6).
Gubernur disampaikannya juga mengapresiasi pada pelaksanaan program CKG yang berdampak sangat positif terhadap upaya menjaga kesehatan.
Program ini sangat strategis dan penting, karena memberikan gambaran status dan kondisi kesehatan masyarakat.
Dari pengukuran lingkar perut, bisa mendapatkan gambaran masalah kesehatan di Gorontalo. Ini bukti bahwa program prioritas Presiden sangat bermanfaat untuk masyarakat.
Sofian mengatakan bahwa program CKG merupakan Quick Win atau program dengan hasil terbaik cepat Presiden, yang bertujuan untuk mendeteksi secara dini masalah kesehatan.
"Obesitas sentral yang ditunjukkan oleh tingginya lingkar perut, merupakan faktor risiko utama berbagai penyakit tidak menular (PTM)," kata Sofian.
Hasil analisis layanan CKG juga mengungkap fakta yang berkaitan dengan risiko penyakit tidak menular. Seperti aktivitas fisik kurang ditemukan pada 96,35% dari peserta pemeriksaan.
Kurangnya aktivitas fisik ini sangat berkorelasi dengan peningkatan risiko obesitas, penyakit jantung dan diabetes.
Baca juga: Program CKG Dapati 50% Perempuan Alami Obesitas Sentral
Ditemukan pula 16,1% peserta tercatat sebagai perokok. Kebiasaan merokok dikenal sebagai penyebab utama penyakit kardiovaskular, kanker paru dan berbagai penyakit kronis lainnya.
Sementara pada hasil pemeriksaan gula darah menunjukkan 14,39% peserta berada dalam kondisi prediabetes dan 4,84% mengalami gula darah tinggi (hiperglikemia). Kondisi ini merupakan cikal bakal diabetes yang jika tidak ditangani dapat menyebabkan komplikasi serius.
Sekitar 19,9% peserta memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi, sementara 10,08% lainnya berada pada fase prehipertensi. Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk penyakit jantung dan stroke.
Sofian mengatakan, pemeriksaan EKG menunjukkan 5,66% peserta memiliki hasil abnormal, yang mengindikasikan adanya risiko penyakit jantung.
Meskipun analisis CKG sudah dapat menunjukkan masalah kesehatan, tapi Sofian mengungkapkan pentingnya percepatan cakupan CKG.
"Saat ini kita baru mencapai 12,33% dari total penduduk. Hal ini menunjukkan perlunya kerja sama dan dukungan kabupaten/kota agar CKG bisa menjangkau 80% penduduk," imbuhnya.