17 September 2025
18:44 WIB
Banjir Bali Tewaskan 18 Orang
Denpasar menjadi wilayah terdampak terparah. Dan, delapan korban masih dilaporkan hanyut terbawa arus sungai, sementara satu orang lainnya dinyatakan hilang.
Editor: Rikando Somba
Petugas mengevakuasi wisatawan mancanegara menggunakan perahu karet saat terjadi banjir yang menggenangi kawasan Jalan Bumi Ayu, Sanur, Denpasar, Bali, Rabu (25/12/2024). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf.
JAKARTA- Total korban meninggal dunia akibat bencana banjir yang melanda Bali hingga Rabu tercatat sebanyak 18 orang. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikannya pada Rabu (17/9). Juga, operasi pencarian dan pertolongan (Search and Rescue/SAR) resmi dihentikan pada 16 September 2025 sesuai Berita Acara Nomor: BA-21/OPS.02.04/IX/SARDPS-2025.
"Hingga sejauh ini, total korban jiwa pada banjir di Bali ini tercatat sebanyak 18 orang," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Rabu.
"Saat ini delapan korban masih dilaporkan hanyut terbawa arus sungai, sementara satu orang lainnya dinyatakan hilang. Apabila ada tanda-tanda keberadaan korban, operasi SAR dapat dilanjutkan untuk membantu evakuasi,” imbuhnya.
Denpasar Terparah
BNPB mengkonfirmasi kerusakan paling parah terjadi di Kota Denpasar dengan 474 fasilitas umum rusak, sedangkan Kabupaten Jembrana banyak mengalami kerusakan pada rumah warga dan infrastruktur jalan. Di Kabupaten Karangasem, satu jembatan putus, 47 rumah rusak, serta 14 bendungan terdampak.
Ia menjelaskan, banjir tersebut juga menimbulkan kerusakan luas pada infrastruktur dan rumah warga, dengan jumlah 6.309 kepala keluarga yang terdampak banjir bandang disertai longsor pada awal September lalu. Tercatat 520 unit fasilitas umum rusak, tiga jembatan putus, 23 titik jalan rusak, 82 tembok atau penyengker jebol, dan 194 rumah rusak.

Keputusan itu, menurut dia, diambil dalam rapat evaluasi bersama tim gabungan dari Basarnas, Polda Bali, BPBD, dan relawan setelah masa operasi selama tujuh hari berakhir.
Sementara, Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bersiap melakukan normalisasi sungai di Bali untuk mencegah banjir besar terulang.
Baca juga: Presiden Prabowo Datang Ke Lokasi Bencana Banjir Bali
Wapres Gibran Minta Penyelesaian Alih Fungsi Lahan Bali
Kepala BWS Bali Penida Gunawan Suntoro di Denpasar, Bali, Rabu, mengatakan Gubernur Bali sudah mengajukan permohonan normalisasi di enam sungai utama.
Permintaan tersebut telah mendapat respons positif Menteri PU dan tinggal menunggu anggaran. "Ada sekitar enam seperti Tukad Badung, Tukad Mati, Tukad Ayung, dan Tukad Unda. Kita identifikasi titik-titik yang benar-benar urgen dilakukan normalisasi salah satunya di Waduk Muara (aliran Tukad Badung) ada sedimentasi di sana yang cukup besar," kata dia dikutip dari Antara.
BWS melihat ketebalan yang terjadi di muaranya Tukad Badung itu mencapai 270 ribu meter kubik, sehingga biaya normalisasinya saja bisa mencapai Rp30 miliar.
BWS Bali Penida tidak memastikan normalisasi sungai merupakan satu-satunya langkah mencegah banjir besar terulang, namun dengan pengerukan tersebut artinya pemerintah telah berupaya mencegah kejadian terulang.