11 September 2025
09:31 WIB
Bali Kini Status Darurat Bencana Akibat Banjir
Provinsi Bali status darurat bencana akibat banjir yang juga melanda Kabupaten Nagekeo, NTT sejak Senin (8/9/2025).
Penulis: Aldiansyah Nurrahman
Editor: Leo Wisnu Susapto
Kondisi banjir di wilayah Kota Denpasar, Provinsi Bali, Selasa (9/9). (BPBD Provinsi Bali).
DENPASAR - Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyatakan, Bali saat ini berstatus tanggap darurat bencana akibat banjir yang melanda hampir seluruh wilayah terutama Denpasar, Jembrana, Badung, dan Gianyar sejak Selasa (9/9).
“Pak Gubernur, Rabu (10/9) malam sudah tanda tangan, tadi kami diskusi semula tanggap darurat bencana itu akan ditetapkan dua minggu tetapi karena sifat bencananya ternyata tidak terlalu besar maka akan diralat menjadi cukup satu minggu,” kata dia di Denpasar, Rabu malam.
Kepala BNPB meminta masyarakat tak panik dengan status ini sebab tanggap darurat bencana dilakukan untuk kebutuhan administrasi agar BNPB bisa lebih optimal membantu Pemprov Bali.
Baca juga: BMKG Sebut Banjir di Bali Akibat Hujan Ekstrem
Setelah penetapan status tanggap darurat bencana, lanjut dia, pemerintah dapat langsung melakukan langkah-langkah perbaikan, rehabilitasi, dan rekonstruksi pasca-bencana.
BNPB pada tahap awal datang untuk membawa bantuan logistik senilai Rp1.015.196.000 yang terdiri atas satu perahu karet dan mesin, 300 paket sembako, 200 selimut, 200 matras, tiga unit pompa alkon 2HP, dua unit tenda pengungsi, dan 50 unit tenda keluarga.
“Tahap awal tadi itu kalau diuangkan semiliar rupiah lebih ditambah genset, pompa, sekitar lima miliar rupiah, itu akan berkembang, intinya semua kebutuhan masyarakat terdampak kami akan lengkapi ya,” kata Suharyanto.
Setelah melakukan rapat koordinasi dan pemantauan langsung, Kepala BNPB menemukan bahwa banjir di Bali disebabkan oleh curah hujan tinggi akibat gelombang ekuatorial Rossby.
Hingga malam ini ditemukan sembilan orang meninggal dunia dan enam orang belum ditemukan, namun dipastikan dalam 6x24 pencarian akan terus dilakukan.
“Kemudian infrastruktur yang lain ada jalan longsor, jembatan rusak, tetapi tadi kami sepakat mulai hari ini dan seterusnya itu akan di perbaiki, malam ini (dibagi) mana yang akan diperbaiki pemerintah daerah mana yang diperbaiki pemerintah pusat,” ujar Suharyanto.
Banjir Nagekeo, NTT
Terkait banjir bandang di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, pada Senin (8/9), Bupati Nagekeo telah menetapkan status tanggap darurat bencana cuaca ekstrem melalui Keputusan Nomor 330/KEP/HK/2025 yang berlaku selama 21 hari, mulai 9 hingga 30 September 2025. BPBD Kabupaten Nagekeo juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan dan segera mengungsi apabila kondisi semakin berisiko.
Sementara, BNPB melaporkan pada Rabu (10/9), tim pencarian dan pertolongan gabungan kembali menemukan satu jenazah. Sebelumnya, BNPB menerima laporan lima warga hilang tersapu banjir bandang.
Sehingga, temuan jasad korban banjir bandang menjadi empat orang. Sedangkan, jumlah warga yang masih dinyatakan hilang kini menjadi empat orang.
Hasil perkembangan kaji cepat di lapangan, banjir yang dipicu oleh faktor cuaca ditambah topografi berupa lereng perbukitan sampai pesisir ini berdampak pada 14 desa di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Mauponggo, Kecamatan Nangaroro, dan Kecamatan Boawae.
Kerugian materil mencakup satu rumah hanyut, dua kantor terdampak, tiga ruas jalan tertutup longsor yang meliputi satu jalan provinsi dan dua jalan kabupaten, dua jembatan rusak, serta lahan pertanian dan ternak yang terdampak. Data kerusakan lainnya masih dalam proses pendataan.
Pemerintah Provinsi NTT melalui BPBD akan mengirimkan bantuan logistik pada Kamis (11/9). Bantuan berupa selimut, matras, peralatan masak, hygiene kit, kasur lipat, velbed, peralatan kebersihan, makanan biskuit protein untuk anak-anak, serta tenda keluarga dikirim (11/9) melalui jalur laut Kupang–Aimere. Selain itu, BPBD Kabupaten Kupang juga menyalurkan bantuan tanggap darurat berupa bahan bangunan.