23 September 2025
12:15 WIB
Badan Geologi: 1 Gunung Api Awas, 3 Siaga
Gunung api Status Awas menunjukkan gunung api itu paling memungkinkan terjadinya erupsi.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Kolom abu keluar dari kawah saat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki terlihat dari Desa Boru di Wulangg itang, Kabupaten Flores Timur, NTT, Selasa (8/7/2025). ANTARA FOTO/Gregorio J Gilbert.
JAKARTA - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan 24 gunung api di Indonesia saat ini berstatus di atas normal dengan satu di antaranya Status Awas (level 4) sehingga menjadi perhatian khusus untuk kewaspadaan.
Status Awas adalah kondisi paling memungkinkan terjadinya erupsi. Status Awas merujuk letusan utama yang dilanjutkan dengan letusan awal, diikuti semburan abu dan uap. Setelah itu akan diikuti dengan erupsi besar. Dalam kondisi ini, kemungkinan erupsi besar akan berlangsung dalam kurun 24 jam.
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam konferensi pers "Update Status Gunung Api Indonesia" daring dikutip dari Antara di Jakarta, Selasa (23/9) menyebutkan, gunung yang berstatus Awas, yakni Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca juga: Memahami Kategori Gunung Berapi Aktif, Dorman, Dan Punah
Sebanyak tiga gunung api lainnya berada pada Status Siaga (level 3), yakni Gunung Lokon di Sulawesi Utara, Gunung Ile Lewotolok di NTT, dan Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta-Jawa Tengah.
Sebanyak 20 gunung api yang berstatus Waspada (level 2) serta 45 gunung api berada dalam kondisi atau Status Normal (level 1).
Dia menjelaskan, Indonesia memiliki 127 gunung api aktif dengan 69 di antaranya dipantau secara real time oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Catatan sejarah menunjukkan erupsi gunung api telah menimbulkan korban jiwa cukup besar. Sebelum 1980, tercatat 200 ribu jiwa meninggal akibat erupsi gunung api.
Setelah 1980, tercatat 450 jiwa meninggal dunia dan 750 ribu orang harus diungsikan akibat erupsi gunung api.
“Data ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana gunung api,” ujar Wafid.