c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

31 Juli 2023

19:49 WIB

ASN Dan Warga Papua Dibantu Pahami Regulasi Dana Otsus

USAID Kolaborasi menyampaikan bahwa peran masyarakat dalam pembangunan daerah merupakan hal yang sangat penting

Penulis: Aldiansyah Nurrahman

Editor: Nofanolo Zagoto

ASN Dan Warga Papua Dibantu Pahami Regulasi Dana Otsus
ASN Dan Warga Papua Dibantu Pahami Regulasi Dana Otsus
Kegiatan USAID Kolaborasi di Restoran Kembang Gula, Jakarta, Senin (31/7). ValidNewsID/Aldiansyah Nurrahman

JAKARTA - Badan independen dari Amerika Serikat (AS), yakni Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), melakukan upaya peningkatan pengetahuan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat Papua mengenai pengelolaan dana otonomi khusus di Papua.

Program peningkatan pengetahuan ini bertajuk USAID Kolaborasi. Tujuan program ini adalah mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama orang asli Papua (OAP), melalui optimalisasi pengelolaan dana Otsus secara tepat sasaran.

Ketua Program USAID Kolaborasi, Caroline Tupamahu menjelaskan, program ini lahir untuk memfasilitasi warga Papua dalam memahami UU Nomor 2 Tahun 2021, terlebih Otsus di Papua telah memasuki periode kedua yang akan berlangsung hingga 2041. 

Pemerintah daerah juga masih menghadapi tantangan dalam akuntabilitas tata kelola pemerintahan lokal yang belum optimal dan kurangnya partisipasi warga, khususnya OAP dalam tata kelola pemerintahan daerah. 

“Program USAID Kolaborasi merupakan hasil kerja bersama Kementerian Bappenas yang didukung oleh rakyat Amerika melalui USAID. Sejak tahun 2022, program ini telah berjalan di Provinsi Papua dan Papua Barat dengan melakukan pendekatan dua arah dari sisi pemerintah daerah atau supply side maupun dari sisi masyarakat atau demand side,” ujar Caroline, di Restoran Kembang Gula, Jakarta, Senin (31/7).

Sebagai upaya meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam pengelolaan Otsus, USAID Kolaborasi menyusun dua modul pembelajaran serta bekerja sama dengan Bappeda Provinsi Papua dan Papua Barat telah memberikan pelatihan dan pendampingan kepada 557 ASN.

Sementara itu, Kepala Sub bagian Evaluasi dan Pelaporan Otonomi Khusus pada Biro Administrasi Pelaksanaan Otonomi Khusus - Sekretariat Daerah Provinsi Papua Barat, Fransina mengatakan, Otsus aturannya sudah berubah. Tidak semua ASN memahami perubahannya. 

"Jadi awalnya, kami dilatih untuk memahami regulasi Otsus yang baru. Kemudian kami juga difasilitasi untuk melatih rekan-rekan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya bagaimana melakukan perencanaan yang baik, tepat waktu, dan tepat sasaran,” ungkap Fransina yang saat ini menjadi pelatih dalam kegiatan training USAID Kolaborasi.

Diakuinya, selama mengikuti program, ia dapat merasakan manfaat pelatihan terhadap peningkatan pengetahuan ASN tentang pengelolaan dana Otsus. 

Butuh Partisipasi Aktif
Di sisi lain, peran masyarakat dalam pembangunan daerah juga merupakan hal yang sangat penting. USAID Kolaborasi juga mendorong partisipasi aktif dari masyarakat untuk itu.

Kegiatan yang dilakukan mulai dari pelatihan bagi tokoh-tokoh penggerak, yang dilanjutkan dengan edukasi warga melalui kegiatan suara dan aksi warga. 

Selviana Indira, salah satu tokoh penggerak warga menuturkan, program USAID Kolaborasi memberikan dampak baik kepada masyarakat, terutama OAP, guna memahami hak mereka terkait dengan dana Otsus. 

Warga juga berkesempatan untuk memberikan penilaian kepada program Otsus yang telah bergulir, serta melakukan dialog dua arah dengan pelaksana program dari perwakilan pemerintah daerah. 

Pada beberapa kegiatan, warga dan pemerintah daerah dapat langsung menerapkan solusi praktis dari permasalahan yang ditemukan. Kegiatan edukasi telah menjangkau sebanyak 1.088 masyarakat dengan melibatkan 57 tokoh penggerak atau local champion sebagai fasilitator. 

“Saya terpilih menjadi tokoh penggerak di kampung karena mewakili kaum perempuan dan anak muda. Setelah ikut policy bootcamp, saya juga mendapat kesempatan untuk mewakili kampung dalam kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)” kata indira. 

USAID Kolaborasi juga memberikan ruang pada berbagai pihak untuk terlibat dalam program melalui kegiatan Multi Stakeholders Forum (MSF), pembentukan (Sustainable Development Goals) SDG’s Center bekerja sama dengan sejumlah Universitas di Papua, forum diskusi bersama dengan komunitas lokal dan juga media. 

Program USAID Kolaborasi akan berlangsung hingga 2027. Diimplementasikan oleh Yayasan kemanusiaan, Wahana Visi Indonesia (WVI) bersama dengan mitra, yaitu Kitong Bisa Foundation (KBF) dan International NGO Forum on Indonesian Development (INFID). 

Direktur Nasional WVI, Angelina Theodora berharap, Otsus akan tepat sasaran karena adanya program ini.

“Wahana Visi Indonesia sebagai organisasi fokus anak, mengapresiasi dukungan USAID dalam program USAID Kolaborasi ini. Kami berharap pengelolaan dana otsus yang dilakukan tepat sasaran ini akan mensejahterakan anak-anak di Papua," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar