c

Selamat

Kamis, 25 April 2024

NASIONAL

29 Oktober 2021

14:11 WIB

Ancaman La Nina, Luhut Instruksikan Pencegahan

Pemangku kepentingan mesti simulasi berkali-kali

Penulis: Seruni Rara Jingga

Editor: Leo Wisnu Susapto

Ancaman La Nina, Luhut Instruksikan Pencegahan
Ancaman La Nina, Luhut Instruksikan Pencegahan
Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan. ANTARAFOTO/Reno Esnir

JAKARTA – Menteri Koordinasi Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meminta seluruh kementerian dan lembaga terkait bersinergi mengantisipasi fenomena La Nina.

Hal ini merespons peringatan dini Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait La Nina yang dapat berdampak pada peningkatan curah hujan sebesar 20–70% di wilayah Indonesia. Fenomena ini dapat berlangsung hingga Februari 2022.

"Harus segera berkoordinasi dan bersinergi untuk melakukan langkah-langkah pencegahan bencana hidrometeorologi dari hulu hingga hilir," kata Luhut dalam Webinar Antisipasi dan Kesiapsiagaan Menghadapi La Nina secara virtual, Jumat (29/10).

Luhut menginstruksikan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Geologi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial, Kementerian Pertanian, Kementerian Perhubungan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk saling koordinasi menghadapi ancaman ini.

Dia meminta seluruh pemangku kepentingan melakukan simulasi kesiapan dan kesiagaan yang sudah berkali-kali dilakukan.

Selain itu, penting juga menyiapkan jalur komunikasi yang terintegrasi antar-kementerian/lembaga terkait untuk mempercepat koordinasi dan sinergi, selalu memonitor dan pantau perkembangan informasi terkait La Nina dan cuaca ekstrem dari sumber resmi BMKG.

"Saya minta kita semua harus hati-hati, sudah ada peringatan dini dan akurasi BMKG dari waktu ke waktu saya lihat makin hebat. Oleh karena itu, kita semua mendengarkan wakeup call ini,” kata dia.

Sementara itu, analisis terbaru BMKG menunjukkan terjadi penguatan intensitas La Nina. Berdasarkan monitoring perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, menunjukkan bahwa nilai anomali sebesar -0,92 pada dasarian II Oktober 2021. Angka ini meningkat dari sebelumnya, yakni senilai -0,61 pada dasarian I Oktober.

"Ini mengindikasikan tejadi penguatan intensitas La Nina. Apabila nilai anomalinya mencapai satu, itu artinya terjadi La Nina dengan intensitas moderat, dari yang sebelumnya intensitas lemah," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.

Dwikorita mengatakan, fenomena La Nina diprediksi akan berlangsung sejak November 2021 hingga Februari 2022. Sementara itu, puncak La Nina diperkirakan terjadi pada Januari dan Februari 2022.

Selain La Nina, Dwikorita juga memperingatkan fenomena badai tropis yang sering terjadi pada Januari dan Februari di Nusa Tenggara Timur.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar