27 Juni 2024
19:11 WIB
Anak Muda Dan Perempuan Rentan Jadi Target Radikalisasi
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyampaikan, Indonesia tidak boleh lengah dan mesti tetap waspada terhadap ancaman terorisme, atau penyebaran paham radikalisme
Penulis: Gisesya Ranggawari
Editor: Nofanolo Zagoto
Foto ilustrasi penolakan radikalisme. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengungkapkan, anak muda dan perempuan menjadi kelompok rentan target radikalisasi. Sebab sel-sel terorisme kini menyasar anak muda dan perempuan untuk melakukan aksi teror.
"Generasi muda, yaitu perempuan, anak dan remaja menjadi kelompok yang rentan jadi target sasaran radikalisasi," ujar Rycko dalam rapat bersama Komisi III DPR RI di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (27/6).
Dia menyebutkan saat ini juga tengah terjadi peningkatan sel-sel terorisme di bawah permukaan melalui proses radikalisasi. Maka, menurutnya, Indonesia tidak boleh lengah dan mesti tetap waspada terhadap ancaman terorisme atau penyebaran paham radikalisme.
Rycko menegaskan, BNPT bekerja sama dengan sejumlah negara terkait pencegahan terorisme. Hal ini karena sejumlah kelompok teroris di Indonesia terafiliasi dengan jaringan di luar negeri sehingga memerlukan informasi intelijen internasional.
"Di bawah permukaan terjadi peningkatan konsolidasi sel-sel teror dan peningkatan proses radikalisasi. Kita juga sudah bekerja sama dengan sejumlah negara dalam hal pencegahan ini," ungkap Rycko.
Kendati demikian, Rycko menyampaikan tidak ada serangan terorisme sejak tahun 2023 hingga saat ini, atau disebut dengan zero terrorist attack.
Rycko mengatakan, keberhasilan penanggulangan terorisme tersebut berkat penegakan hukum yang masif dan efektif oleh Densus 88 Polri bersama TNI.
“Sepanjang tahun 2023 sampai dengan saat ini Juni 2024, Alhamdulillah tidak terjadi satu pun serangan aksi terorisme di Indonesia. Kita sampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Polri khususnya Densus 88 dan TNI," bebernya.
Selain itu, Rycko juga menyampaikan, Global Terorisme Indeks (GTI) Indonesia menunjukkan tren positif. Posisi Indonesia meningkat pada tahun 2024 ini dari posisi 24 menjadi posisi 31.
"GTI Indonesia juga semakin baik, dari posisi 24 di tahun 2022-2023, menjadi posisi 31 pada tahun 2024," tutur Rycko.