c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

10 Oktober 2025

19:46 WIB

Aliansi Korban Rokok Sesalkan Cukai Rokok Batal Naik

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dinilai Aliansi Masyarakat Korban Rokok Indonesia menunjukkan keberpihakan yang keliru setelah membatalkan kenaikan cukai rokok

Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi

Editor: Nofanolo Zagoto

<p>Aliansi Korban Rokok Sesalkan Cukai Rokok Batal Naik</p>
<p>Aliansi Korban Rokok Sesalkan Cukai Rokok Batal Naik</p>

Pemeriksaan kesehatan dan sosialisasi dampak negatif rokok. AntaraFoto/Fakhri Hermansyah


JAKARTA - Aliansi Masyarakat Korban Rokok Indonesia (AMKRI) menyampaikan kekecewaan mendalam dan mengecam sikap Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, yang tidak menaikkan cukai rokok. Purbaya dinilai tidak peka terhadap penderitaan jutaan masyarakat yang menjadi korban rokok.

Ketua AMKRI, Helena Liswardi menyampaikan, sikap Purbaya menunjukkan keberpihakan yang keliru. Pasalnya, pembatalan kenaikan cukai rokok hanya melindungi industri dan di sisi lain mengancam kesehatan masyarakat.

“Kami para korban rokok ingin bertanya, setelah melihat industri rokok dan keuntungan besar para pengusaha tembakau, apakah Pak Menteri juga berani mengunjungi bangsal-bangsal rumah sakit yang penuh oleh pasien kanker paru, penyakit jantung, dan stroke akibat rokok?” tanya Helena melalui keterangan tertulis, Jumat (10/10).

Dia melanjutkan, keputusan tidak menaikkan cukai rokok juga berarti mengabaikan tanggung jawab ekonomi. Pasalnya, biaya kesehatan yang ditanggung negara akibat rokok jauh lebih besar dibandingkan penerimaan dari cukai.

Berdasarkan studi Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), biaya kesehatan penyakit akibat rokok mencapai Rp27,7 triliun pada 2019. Angka itu berkontribusi terhadap defisit BPJS Kesehatan sebesar Rp17 triliun pada tahun yang sama. 

Studi itu juga menyebutkan, total biaya ekonomi akibat merokok yang dihitung dari biaya kesehatan dan hilangnya produktivitas masyarakat mencapai Rp410 triliun. Angka ini melebihi penerimaan dari cukai rokok saat itu.

Sementara itu, anggota AMKRI sekaligus korban rokok, Daniel Baten menyampaikan, kunjungan Purbaya ke industri rokok tidak boleh dijadikan legitimasi untuk melindungi kepentingan bisnis. Sebab, kesehatan masyarakat jauh lebih penting dan berharga dibandingkan keuntungan industri.

Sebagai korban rokok, Daniel juga bercerita bahwa dia harus menjalani operasi pengangkatan laring. Operasi itu merenggut suara normalnya dan menyisakan lubang di lehernya.

Dengan kondisi itu, dia harus selalu waspada agar udara kotor tidak sedikit pun masuk ke lubang pernapasannya. Dia juga menjadi lebih mudah terserang batuk atau flu ketika udara dingin menyerang.

"Saya tahu betul rasanya menjadi korban rokok. Ini bukan hanya tentang kerugian finansial, tapi juga kehilangan kualitas hidup secara permanen," tambah Daniel.

AMKRI pun meminta pemerintah untuk meninjau ulang pembatalan kenaikan cukai rokok. Mereka ingin pemerintah segera menaikkan cukai rokok secara signifikan sesuai rekomendasi para pakar kesehatan. Selain itu, Kemenkeu dan kementerian terkait lainnya diminta untuk berpihak pada korban, bukan industri yang menyebabkan penyakit.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar