c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

30 Januari 2025

16:25 WIB

Air Kiriman Dari Bogor Tiba, Tujuh Lokasi Di Jaktim Terendam Banjir

Petugas penanganan bencana tetap dikerahkan untuk memantau wilayah dan membantu penanganan banjir dan genangan. Selain tujuh lokasi kebanjiran, di Jakarta Timur (Jaktim) juga terdapat dua genangan

<p>Air Kiriman Dari Bogor Tiba, Tujuh Lokasi Di Jaktim Terendam Banjir</p>
<p>Air Kiriman Dari Bogor Tiba, Tujuh Lokasi Di Jaktim Terendam Banjir</p>

Kondisi debit air yang mengalir deras di Bendung Katulampa, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/1/2025). Hujan deras yang melanda kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, mengakibatkan debit Sungai Ciliwung meluap. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

JAKARTA - Tujuh lokasi di Jakarta Timur terendam banjir dengan ketinggian hingga 120 centimeter (cm) akibat kiriman air dari Bendungan Katulampa, Bogor, Jawa Barat, yang dialirkan melalui Kali Ciliwung Kamis (30/1) siang.

"Ada genangan dan banjir. Ini terbaru, kiriman air dari Katulampa," kata Kepala Satgas Korwil Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jakarta Timur, Sukendar saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Pada Kamis pagi, Katulampa Siaga 3. "Kiriman baru masuk setengah 12 siang. Ketinggian banjir dari 60 centimeter (cm) hingga 120 cm," serunya.

Sukendar menyebutkan, air hingga saat ini masih kategori tinggi dan diperkirakan mulai surut sekitar pukul 16.00 WIB. "Tadi pagi Katulampa Siaga 3, Depok Siaga 3. Kiriman baru masuk setengah 12 siang. Masih tinggi, paling jam 16.00 WIB sudah surut kembali," ujar Sukendar.

Petugas penanganan bencana tetap dikerahkan untuk memantau wilayah dan membantu penanganan banjir dan genangan. Selain tujuh lokasi kebanjiran, di Jakarta Timur (Jaktim) juga terdapat dua genangan.

BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel, untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengoordinasikan unsur Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan banjir dan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.

Berikut data genangan dan banjir di wilayah Jakarta Timur akibat hujan deras dan kiriman air dari Bogor pada Kamis hingga pukul 14.00 WIB:

1. Jalan Haji Maliki RW 05, RT 09 dan RT 11 Kelurahan Cawang Kecamatan Kramat Jati

Terdampak: 1 RW, 2 RT, 20 KK, 80 Jiwa

Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

2. Jalan Taman Harapan RW 03, RT 02, 04, 015 Kelurahan Cawang Kecamatan Kramat Jati

Terdampak: 1 RW, 3 RT, 30 KK, 120 Jiwa

Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

3. Jalan Mushalla Al Hikmah RT 06/07 Kelurahan Cililitan Kecamatan Kramat Jati

Terdampak : 1 RW, 1 RT, 5 KK, 20 Jiwa

Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

4. Jalan Seruni I RT 01/06 Kelurahan Cililitan Kecamatan Kramat Jati

Terdampak: 1 RW, 1 RT, 9 KK, 35 Jiwa

Penyebab : Luapan Kali Ciliwung

5. Jalan Baiduri Bulan RW 03 RT 006, RT 012 Kelurahan Bidara Cina Kecamatan Jatinegara

Terdampak :1 RW, 2 RT, 90 KK, 390 Jiwa

Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

6. Jalan Tanjung Lengkong RW 07 RT 05 Kelurahan Bidara Cina Kecamatan Jatinegara

Terdampak: 1 RW, 1 RT, 50 KK, 500 Jiwa

Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

7. Jalan Kebon Pala II RW 04 RT 12, 13 Kelurahan Kampung melayu Kecamatan Jatinegara

Terdampak: 27 KK, 82 Jiwa

Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

8. Jalan Kebon Pala II RW 05 RT 10, 11 Kelurahan Kampung Melayu Kecamatan Jatinegara

Terdampak: 45 KK, 198 Jiwa

Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

9. Jalan Jembatan 1 RW 05 RT 07 Kelurahan Balekambang Kecamatan Kramat Jati

Terdampak: 1 RW, 1 RT, 20 KK, 75 Jiwa

Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

Angin Dingin
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, hujan deras yang mengguyur Jakarta dan sebagian daerah di Indonesia lainnya dalam beberapa hari terakhir ini dipengaruhi oleh siklus balik dari fenomena atmosfer Madden Julian Oscilliation (MJO).

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Kamis, mengatakan fenomena MJO yang berupa seruakan angin dingin dari Samudera Hindia ini sebelumnya sudah terjadi pada akhir bulan November hingga pertengahan Desember tahun lalu.

Adapun fenomena MJO yang diikuti oleh bibit siklon tropis pada periode tersebut, mengakibatkan hujan deras (30-50 mm) sampai memicu bencana hidrometeorologi banjir dan tanah longsor di sejumlah daerah di selatan Jawa Barat dan Sumatera Utara. Dampaknya cukup signifikan hingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

"Seruakan udara dingin itu kemudian melandai dan saat ini berulang lagi. Memang siklus balik MJO dari Samudera Hindia ini pengulangannya terjadi setiap dua-tiga pekan atau 30-40 hari," kata dia.

Menurutnya, potensi hujan deras yang dipicu oleh fenomena MJO ini masih akan berulang di Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa hari ke depan, atau setidaknya sampai dengan dasarian pertama bulan Februari yang merupakan puncak musim hujan.

DKI Bersiaga
Sementara itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengaku terus bersiaga memantau cuaca di Jakarta sembari menyiapkan berbagai hal guna mengatasi kemungkinan kembali terjadinya cuaca ekstrem.

"Kami akan terus melakukan pencermatan terhadap cuaca hari-hari mendatang di DKI Jakarta dan untuk menyiap-nyiagakan seluruh hal yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi cuaca ekstrem," kata Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi di Jakarta, Kamis.

Teguh merujuk prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang mengatakan, Jakarta saat ini kemungkinan dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Meski begitu, operasi modifikasi cuaca (OMC) pun belum dilakukan.

 "Hari ini kami masih belum melakukan modifikasi cuaca, tetapi untuk ke depannya kami sudah petakan akan melakukan apabila memang dipandang perlu," ujar Teguh.

Teguh pun mengapresiasi kesigapan para petugas dan seluruh prasarana-sarana pendukung untuk menanggulangi banjir. Hal ini, kata dia, mengingat curah hujan ekstrem yang mengguyur wilayah Jakarta pada Selasa malam (28/1) hampir sama dengan curah hujan pada 2020.

Teguh mencatat pada tahun 2020, curah hujan tertinggi mencapai 377 milimeter (mm), kemudian yang terendah 256 mm. Sedangkan, tahun ini khususnya pada 28 Januari 2025, curah hujan tertinggi mencapai 368 mm, kemudian yang terendah 264 mm.

Kendati curah hujan tahun ini lebih rendah, Teguh menginstruksikan seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta bergerak cepat menangani dampak hujan ekstrem. Dia upayakan dapat tertangani dengan cepat. Kesiapsiagaan personel, saluran pendukung dan saluran utama walaupun belum maksimal, ini sudah berfungsi dengan baik.

"Kami juga terus bersinergi dengan berbagai pihak agar penanganan banjir dapat berjalan optimal," tandasnya. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar