Kemendikbudristek yakin kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dapat membuat proses pembelajaran di sekolah menjadi lebih adaptif, inklusif, dan efisien
Foto ilustrasi pembelajaran di sekolah. Antara Foto/Aloysius Jarot Nugroho
JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengatakan, kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dapat membantu proses pembelajaran. Buat siswa, AI bisa memberikan pendekatan belajar yang lebih interaktif, misalnya melalui gamifikasi. Sedangkan, bagi guru AI bisa membantu pengolahan data pembelajaran, misalnya mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan siswa secara lebih akurat. "Ini tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran, tapi juga bisa mempercepat proses pembelajaran," ujar Direktur SMA Kemendikbudristek, Winner Jihad Akbar, dalam gelar wicara daring, Rabu (28/8).
Tak hanya itu, lanjut dia, AI juga mengatasi keterbatasan akses kepada sumber daya pengajaran. Pasalnya, AI bisa menyediakan materi pembelajaran yang bisa diakses kapan saja dan di mana saja.
"AI tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan, tapi juga membuatnya lebih adaptif, inklusif, dan efisien," tambah Winner.
Pengembang Teknologi Pembelajaran Ahli Pertama, Direktorat SD Kemendikbudristek, M. Noor Ginanjar menambahkan, penggunaan AI dalam pembelajaran perlu melalui tiga tahap persiapan.
Pertama, pelatihan kepada guru untuk memahami dasar-dasar AI dan bagaimana menggunakan AI secara efektif. Kedua, guru memilih AI yang tepat untuk kebutuhan dan tujuan pembelajaran mereka. Ketiga, guru dan siswa harus membuat kesepakatan terkait aturan dan etika penggunaan AI dalam pembelajaran.
Ginanjar juga menekankan, penggunaan AI dalam pembelajaran hanya bersifat sebagai alat bantu. Peran guru tetap dominan dalam proses belajar-mengajar.
"Yang saya tekankan adalah tentang pedagogi, ini yang tidak akan pernah bisa dikelola oleh AI," tandas Ginanjar.