13 November 2024
14:17 WIB
Ada Pembelajaran Darurat Bagi Korban Gunung Lewotobi
Pembelajaran darurat bagi korban Gunung Lewotobi akan digelar di sejumlah titik pengungsian.
Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi
Editor: Leo Wisnu Susapto
Sejumlah pengungsi menyaksikan lava pijar dan kolom asap keluar dari kawah Gunung Lewotobi Laki-laki di lokasi pengungsian Desa Pululera, Wulanggitang, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin (11/11/2024) malam. Antara/ Aditya Pradana Putra.
JAKARTA - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyiapkan pembelajaran darurat di sejumlah titik pengungsian warga yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tak hanya itu, Kemendikdasmen juga memberikan dukungan psikososial bagi warga terdampak.
"Kemendikdasmen berkomitmen untuk memastikan anak-anak yang terdampak bencana tetap mendapatkan akses pendidikan, walaupun dalam situasi darurat," ungkap Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti, melalui keterangan tertulis yang diterima, Rabu (13/11).
Dia menjelaskan, kemendikdasmen bekerja sama dengan pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya dalam menyelenggarakan pembelajaran darurat. Salah satunya, sejak 9 November lalu Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Flores Timur sudah mengadakan pembelajaran darurat di delapan lokasi pengungsian secara bertahap. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Sosial (Kemensos) pun menyediakan tiga tenda yang dipakai untuk kelas darurat.
“Kami akan melakukan pendampingan penyelenggaraan pendidikan dalam situasi darurat ini melalui Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi NTT, Balai Guru Penggerak Provinsi NTT, dan Seknas Satuan Pendidikan Aman Bencana,” tambah Suharti.
Dia memaparkan, Kemendikdasmen sudah menyiapkan sejumlah bantuan pendidikan. Ini mencakup penambahan tenda ruang kelas darurat sebanyak 15 unit, perlengkapan belajar sebanyak 1.570 paket, paket masker dan family kit, buku bacaan non-teks pelajaran sebanyak 3.464 eksemplar, dan bantuan dana.
Di samping itu, Kemendikdasmen juga berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk merehabilitasi sarana pendidikan yang rusak. Sejumlah organisasi mitra pun turut memberikan layanan dukungan psikososial dan distribusi perlengkapan sekolah.
Menurut data Kemendikdasmen, erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki pada 3 November lalu menyebabkan gangguan pada 66 satuan pendidikan di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura. Hal ini berdampak langsung pada 458 guru dan 5.383 siswa.
Tak hanya itu, sebanyak 17 dari 66 satuan pendidikan itu dilaporkan mengalami kerusakan gedung dan sarana pendidikan lainnya. Pendataan kerusakan sarana dan prasarana satuan pendidikan itu masih berlangsung hingga saat ini.
Lebih lanjut, sebanyak 11 satuan pendidikan di Kecamatan Titehena digunakan sebagai lokasi pengungsian warga. Hal ini mengakibatkan terganggunya layanan pendidikan di sekolah itu.