c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

23 November 2020

11:13 WIB

Tinggi, Kandungan Lemak Tak Jenuh Dalam Jeroan Ikan

Lebih banyak dimanfaatkan sebagai bahan non-konsumsi

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Tinggi, Kandungan Lemak Tak Jenuh Dalam Jeroan Ikan
Tinggi, Kandungan Lemak Tak Jenuh Dalam Jeroan Ikan
Nelayan membawa Ikan hasil tangkapannya sebelum dijual di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (8/5/2020). Meski tengah dilanda pandemi COVID-19, aktivitas nelayan untuk melaut di Kabupaten Donggala tetap berjalan normal. ANTARAFOTO/Mohamad Hamzah

JAKARTA – Pakar perikanan dari Departemen Teknologi Hasil Perairan (THP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (FPIK-IPB), Dr Roni Nugraha, M.Sc. menyatakan, jeroan pada ikan banyak mengandung protein dan lemak tak jenuh.

"Khusus untuk jeroan ikan, jikalau kita melihat komposisi kimianya, jeroan banyak mengandung protein dan juga lemak tak jenuh," kata Roni, di Kampus IPB Dramaga, Bogor Barat, Senin (23/11)

Dilansir dari Antara, dia mengemukakan bahwa lemak tak jenuh, terutama omega 3 dan omega 9, dapat bermanfaat mencegah inflamasi dalam tubuh.

"Omega-3 misalnya, dapat mencegah penyakit kardiovaskuler dan kalau dikonsumsi oleh bayi atau anak-anak dapat meningkatkan kecerdasan otak," kata doktor lulusan Universitas James Cook Australia itu.

Untuk Omega-9, kata dia, dapat menghambat pembentukan Low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat, penyebab pembentukan plak pada pembuluh darah kapiler.

Dia menjelaskan, industri perikanan menghasilkan banyak sekali hasil sampingan atau by-products, antara lain tulang, jeroan, sisik, kepala dan bagian-bagian lain yang bukan merupakan produk utama, termasuk telur ikan. 

Jenis by-product tersebut juga sangat relatif, tergantung jenis industrinya. Misalnya pada industri fillet ikan, organ-organ tersebut terkategori by-product. Tapi pada industri caviar (telur ikan), maka telur ikan ini menjadi produk utama.

Ia menyatakan, lebih memilih kata by-product karena organ-organ tersebut sebenarnya masih dapat dimanfaatkan. Namun, diakuinya bahwa jeroan ikan ini termasuk organ yang mudah sekali mengalami pembusukan dikarenakan banyaknya mikroba.

"Sehingga, apabila ingin dimanfaatkan untuk konsumsi manusia, perlu penanganan yang segera setelah dikeluarkan dari tubuh ikan agar tetap segar," kata Roni Nugraha yang menyelesaikan masternya di Department of Chemical Engineering, Chung Yuan Christian University, Taiwan itu.

Pada umumnya, kata dia, industri ikan tidak menyediakan sumber daya yang dapat digunakan untuk menangani jeroan ikan. Alhasil, lebih banyak dibuang atau kalaupun disimpan tidak lagi dalam kondisi segar dan layak untuk dikonsumsi.

"Jadi jeroan ikan ini banyak dimanfaatkan untuk bahan nonkonsumsi, seperti pakan, sumber enzim protease atau diambil minyaknya," katanya.

Ia menyebutkan, di lingkup IPB sudah banyak peneliti yang memanfaatkan jeroan ikan untuk risetnya, di antaranya yang dilakukan Prof Tati Nurhayati, yakni memanfaatkan jeroan ikan sebagai sumber enzim dan media pertumbuhan bakteri. Selain itu, Prof Sugeng Heri Suseno, mengambil minyak ikan dari jeroannya. (Satrio Wicaksono, Yanurisa Ananta)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar