c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

05 November 2020

17:30 WIB

Tim Arkeolog Temukan Artefak di Jalur MRT Fase 2A

Temuan hasil eskavasi akan dipamerkan di ruang galeri stasiun-stasiun tertentu

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Tim Arkeolog Temukan Artefak di Jalur MRT Fase 2A
Tim Arkeolog Temukan Artefak di Jalur MRT Fase 2A
Pekerja berada di area proyek pengerjaan MRT fase 2 di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (28/8/2020). Progres pembangunan proyek tersebut tengah memasuki tahap rekayasa lalu lintas, archeological test pit dan pencabutan pohon. ANTARAFOTO/Hafidz Mubarak A

JAKARTA – Tim arkeolog menemukan sejumlah artefak di sepanjang jalur MRT Fase 2A (Stasiun Thamrin-Monas). Setelah melakukan penggalian di 14 titik, khususnya di sekitar lokasi pembangunan Stasiun Thamrin dan Stasiun Monas, tim menemukan pecahan keramik, botol, tembikar, dan beberapa sisa tulang-tulang.

"Secara umum kedalaman (eskavasi) ada beberapa temuan di 100-150 sentimeter. Tapi mendekati dua meter itu sudah tidak ada artefak," kata Ketua Tim Eskavasi untuk Pembangunan Stasiun MRT Thamrin dan Monas Cecep Eka Permana dalam webinar bertajuk ‘Pelestarian Cagar Budaya Selama Konstruksi MRT Jakarta Fase 2’ dikutip dari Antara, Kamis (5/11).

Cecep menjelaskan, artefak-artefak yang ditemukan bukan dari sisa peninggalan asli di kedua lokasi. Artefak berasal dari tanah urukan. Pecahan genteng, pecahan tegel, kerang dan keramik berasal dari urukan pada era 1960–1980.

Pada tahun itu, area yang saat ini menjadi kawasan Kebon Sirih dan Monas merupakan tanah rendah yang harus diuruk sehingga menjadi setinggi saat ini.

Meski demikian, Guru Besar Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia itu menemukan beberapa struktur lapisan tanah dan aspal yang berubah karena penyesuaian selama setengah abad terakhir. Lokasinya di dekat Tugu Jam Thamrin yang sudah dibangun sejak 1969.

"Kami lihat bagaimana tadinya ada halamannya berupa lingkaran besar menjadi kecil itu terlihat di beberapa lapisan tanah dan lapisan aspal itu bisa terlihat. Jadi kita dalam ekskavasi ini bisa menceritakan kembali bagaimana proses yang terjadi pada kondisi sekarang sampai sebelumnya dari temuan itu," ujar Cecep.

Selain di dekat Tugu Jam Thamrin, Cecep dan tim juga menemukan struktur bangunan taman di kawasan Monas Barat. Diprediksi struktur itu bekas pembangunan penataan Taman Monas pada awal 1980-an sehingga aman jika pembangunan MRT dilanjutkan.

MRT Kantongi Rekomendasi Pembangunan Fase 2A
Setelah melakukan ekskavasi di 14 titik, PT MRT Jakarta mendapatkan rekomendasi untuk melanjutkan pembangunan Fase 2A dari tim ekskavasi Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia yang diketuai oleh Cecep Eka Permana. Rekomendasi khususnya untuk Segmen 1, yaitu untuk Stasiun Thamrin dan Stasiun Monas.

"Kami merekomendasikan di kedua lokasi ini (lokasi sekitar Stasiun Thamrin dan Stasiun Monas) bisa dibangun MRT (Fase 2A Segmen 1) karena relatif aman," katanya.

Rekomendasi diterbitkan karena dari hasil ekskavasi tidak ada bangunan masif yang kemungkinan akan terganggu. "Tapi walaupun demikian kita merekomendasikan dengan catatan memerhatikan jika nanti ada temuan arkeologi berikutnya," kata Cecep.

Nantinya temuan-temuan ekskavasi itu ditampilkan secara khusus oleh MRT Jakarta dalam sebuah galeri untuk menunjukkan perjalanan pembangunan MRT dengan rute Bundaran HI-Harmoni itu. Kemungkinan artefak akan dipamerkan di beberapa stasiun tertentu.

"Itu nanti menggambarkan bagaimana temuan-temuan penting cagar budaya yang ditemukan selama kegiatan bukan hanya ekskavasi tapi selama pembangunan MRT," imbuh Cecep.

Pengerjaan MRT Fase 2 sudah berlangsung sejak pertengahan Juli 2020. Imbas dari pengerjaan MRT Fase 2 itu dilakukan rekayasa lalu lintas di kawasan MH Thamrin dan Kebon Sirih termasuk membongkar Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di dekat Bank Indonesia (BI).

MRT Jakarta Fase 2A terbagi dalam dua segmen pengerjaan, yaitu Segmen Bundaran HI-Harmoni serta Segmen Harmoni-Kota. Proyek strategis nasional itu diperkirakan rampung pada Maret 2026. (Yanurisa Ananta)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar