16 Mei 2018
10:22 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
PEKANBARU — Teroris kembali beraksi menebarkan teror menyasar pihak aparat Kepolisian. Hari ini, Markas Kepolisian Daerah Riau diserang terduga teroris yang mengendarai mobil jenis Avanza dengan cara menabrak sejumlah anggota polisi yang sedang berjaga di pintu masuk. Mereka juga menyerang petugas dengan bersenjata tajam jenis samurai.
Dalam waktu singkat, dua teroris berhasil dilumpuhkan.
Kejadian tersebut terjadi Rabu (16/5) pagi sekitar pukul 09.00 WIB saat Kapolda Riau Irjen Pol Nandang sedang akan memberikan pers rilis pengungkapan kasus narkoba. Di tengah acara berlangsung, tiba-tiba satu unit mobil Avanza warna putih menerobos masuk melalui gerbang sebelah utara.
Seorang anggota Provost Polda Riau terkapar dan dua wartawan yang akan meliput juga terluka pada bagian kepala dan beberapa bagian tubuhnya akibat ditabrak mobil tersebut.

Diberitakan Antara, setelah menabrak pagar pintu masuk Mapolda Riau, dua orang yang mengendarai mobil keluar. Dalam insiden tersebut sempat terdengar satu kali ledakan keras dari dalam Gedung Mapolda Riau. Beberapa kali juga terdengar suara letusan senjata api dari dalam gedung Mapolda Riau.
Kepolisian provinsi ini juga tengah mengusut sel-sel teroris di wilayah tersebut menyusul ditangkapnya dua terduga teroris yang dibekuk tim Detasemen Khusus 88 Antiteror dan Polda Sumatra Selatan. Polda Riau dan jajaran serta Densus 88 Antiteror masih melakukan penyelidikan serta pengawasan agar aksi teror yang terjadi di sejumlah titik belakangan ini, tidak terjadi di wilayah Riau. Nandang mengatakan saat ini pihaknya bersama dengan Densus 88 Antiteror tengah menyelidiki sosok berinisial D yang disebut-sebut sebagai penyandang dana dua terduga teroris tersebut.
"Kalau dibilang tidak ada, kan sudah ditangkap di sana (Sumatra Selatan)," kata Kapolda Riau Inspektur Jenderal Nandang di Pekanbaru, Selasa.

Sebelumnya, Dua orang terduga teroris masing-masing berinisial AA (39) dan HK (38) dibekuk tim gabungan Densus 88 Antiteror dan Polda Sumsel, Senin (14/5) petang kemarin. Kedua warga Pekanbaru tersebut ditangkap saat berada di Kilometer 5 Palembang.
Di kesempatan berbeda, Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengatakan kedua pelaku diduga merupakan salah satu jaringan yang terlibat dalam aksi teror di Markas Komando Brimob Kelapa Dua, beberapa waktu lalu. Menurut mantan Kapolda Riau tersebut, kedua terduga teroris itu bermaksud melakukan aksi teror di Mako Brimob Kelapa Dua setelah kerusuhan dengan narapidana teroris.
"Dari pengakuannya, mereka mau berbuat amaliah di Mako Brimob Kelapa Dua," kata dia.
Polda Sumsel saat ini memburu enam orang terduga teroris yang masih berkeliaran. Kondisi ini, dikhawatirkan jika tidak segera dibekuk, mereka akan menjadi lone wolf, istilah bagi pelaku tunggal teror.
Kapolda mengungkapkan, enam buronan teroris itu kabur dalam penggerebekan sarang teroris di Kabupaten Muaraenim, Sumsel beberapa bulan lalu. Buronan ini adalah kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang bermarkas di Jawa Barat. Dalam penggerebekan itu, 13 orang ditangkap, dan delapan ditetapkan menjadi tersangka. (Rikando Somba)