22 Maret 2019
09:17 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – Keluarga dari perempuan terduga teroris berinisial Y alias Khodijah asal Klaten, Jawa Tengah tidak mengikuti jejaknya menjadi radikal. Karena itu, dia sehingga Y memilih untuk meninggalkan keluarganya.
"Tidak ada (yang radikal), makanya karena suami dan anaknya itu tidak mengikuti apa yang dikehendaki, dia meninggalkan suaminya mau nikah sama AH," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Gedung Mabes Polri, Jakarta, Kamis (21/3).
Y, ditemukan tak bernyawa di salah satu ruang tahanan di Rutan Polda Metro Jaya. Dia diduga bunuh diri dengan meminum bahan kimia keras saat. Perempuan itu ditangkap Densus 88 Antiteror saat mengunjungi ibunya di salah satu desa di Klaten.
Dedi menguraikan, Y sedianya akan dinikahi terduga teroris Sibolga Husain alias Abu Hamzah, meskipun masih bersuami sah.
Khadijah, ujar Dedi, sudah menggadaikan rumah dan tanahnya serta mendapat Rp5 juta untuk bertemu terduga teroris yang ditangkap di Lampung berinisial R alias Putra Syuhada.
Saat bertemu Putra Syuhada di Lampung, uang sebesar Rp3 juta dikirimkan ke Sibolga untuk membeli alat-alat untuk tindakan amaliah.
Namun, Khadijah kembali ke Klaten setelah mengetahui jaringan Sibolga ditangkap oleh Tim Densus Antiteror Polri.
Selain itu, ia berencana hasil penjualan rumah dan tanah akan digunakan untuk membeli sebuah mobil untuk dirakit menjadi bom mobil.
Sebelumnya, Kapolres Klaten AKBP Aries Andhi sudah meminta masyarakat di lingkungan tempat tinggal keluarga terduga teroris Y di Klaten untuk tidak mengucilkan keluarga itu.
"Harapan saya Desa Joton tidak terpengaruh oleh apa yang dilakukan oleh Y. Jangan resah dan jangan mengucilkan keluarga yang bersangkutan, apalagi Y ini sejak lulus SMA sudah meninggalkan daerah itu," katanya di Klaten. (Leo Wisnu Susapto)