c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

29 Agustus 2017

15:52 WIB

Tangkal Hoax Lewat Gerakan #BijakBersosmed

Lebih dari 132 juta populasi Indonesia atau sekitar 51 persen dari total populasi terhubung melalui dunia maya

Tangkal Hoax Lewat Gerakan #BijakBersosmed
Tangkal Hoax Lewat Gerakan #BijakBersosmed
Seorang warga berfoto usai membubuhkan cap tangan ketika kampanye sekaligus deklarasi masyarakat Indonesia anti 'hoax' di Kawasan Jalan MH Thamrin Jakarta. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

JAKARTA - Berbagai organisasi dan penggiat media sosial meluncurkan gerakan #BijakBersosmed untuk menjaga penggunaan media sosial di Indonesia. Gerakan ini sebagai reaksi keprihatinan dari munculnya konten-konten berisi ujaran tak bertanggung jawab. Hal ini dianggap berpotensi memecah belah persatuan.

Dikutip dari kantor berita Antara, koordinator gerakan #BijakBersosmed Enda Nasution mengatakan, gerakan tersebut berawal dari kecemasan pada sosial media yang semakin lama membuat masyarakat lelah membacanya.

Terutama tahun-tahun mendatang yang akan menjadi tahun politik dimana pertentangan kompetisi via platform akan menjadi makin sengit, ujar Enda Nasution di Jakarta, Sabtu. 

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi Samuel Abrijani mengapresiasi gerakan ini. Menurutnya, sosial media merupakan bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia.

“Lebih dari 132 juta populasi Indonesia atau sekitar 51 persen dari total populasi terhubung melalui dunia maya," ujarnya. 

Hasil survei online yang dilakukan oleh Mastel yang melibatkan 1.116 responden dari berbagai kalangan, didapatkan hasil bahwa sebanyak 47,10% responden meneruskan berita heboh yang didapat dari orang yang dipercaya. Sementara 31,90% lainnya meneruskan karena mengira bahwa berita tersebut bermanfaat.

Survei juga mengungkap bahwa media online memegang urutan pertama sebagai salah satu saluran penyebaran berita hoax sebanyak 92,40% disusul dengan aplikasi chatting dan situs web masing-masing sebesar 62,80% dan 34,90%. 

Seringnya berita hoax muncul juga dibuktikan dalam survei. Sebanyak 44,30% responden menerima berita hoax setiap hari. Sedangkan 17,20% responnden mengaku menerimanya lebih dari satu kali sehari.

Terpisah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi mengharapkan kalangan siswa hendaknya menggunakan medsos untuk tujuan mencari ilmu pengetahuan. Mendikbud ingin agar mereka tak menggunakan fasilitas itu untuk menyebarkan berita bohong yang bisa merusak keutuhan Indonesia.

“Kita tahu media sosial sudah dalam batas membahayakan karena ada berita hoax yang berisi kebencian, fitnah dan hasutan yang kalau tak hati-hati bisa mengarah keperpecahan bangsa Indonesia,” kata Muhadjir .

Terkait ujaran kebencian di Sosmed, kepollisian seperti diberitakan berbagai media saat ini telah menetapkan tiga tersangka pengelola grup berisi konten ujaran kebencian, Saracen. Ketiga tersangka masing-masing berinisial MFT, SRN dan JAS.

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Polisi Martinus Sitompul,menyebutkan penyidik Bareskrim Polri berkoordinasi dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menelusuri aliran dana yang masuk ke sejumlah rekening pengelola grup.


"Kami koordinasi dengan PPATK terkait upaya penelusuran aliran dana," katanya kemarin. (Yunita Permata Fitri/M Bachtiar nur)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar