c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

08 November 2018

19:34 WIB

Setiap Hari 2.000 Anak Indonesia Tertular HIV

Ibu rumah tangga dan anak-anak sangat rentan tertular HIV/AIDS oleh suami yang berisiko

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Setiap Hari 2.000 Anak Indonesia Tertular HIV
Setiap Hari 2.000 Anak Indonesia Tertular HIV
Ilustrasi tes darah dan konseling HIV. ANTARAFOTO

MADIUN – Penyakit AIDS dan virus HIV merupakan ancaman besar bagi proses pembangunan sosial, ekonomi, dan stabilitas keamanan di negara berkembang seperti Indonesia. Setiap hari virus HIV diperkirakan menulari sekitar 2.000 anak di bawah usia 15 tahun di Indonesia, terutama berasal dari penularan ibu hamil ke bayi yang dikandungnya.

"HIV/AIDS juga menewaskan 1.400 anak di bawah 15 tahun," kata Bupati Madiun Ahmad Dawami, saat membuka kegiatan sarasehan dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia di Pendopo Ronggo Djoemeno, Caruban, Kabupaten Madiun, Jatim, Kamis (8/11).

Ahmad Dawani lebih jauh menjelaskan bahwa HIV/AIDS juga menginfeksi lebih dari 6.000 orang muda usia produktif 15 sampai 24 tahun. Hal ini membuat mereka hidup prihatin dengan HIV dan AIDS.

HIV dan AIDS menurutnya telah menjadi masalah darurat global di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Di Kabupaten Madiun sendiri, kasus HIV/AIDS terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sesuai pantauan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Madiun.

Sesuai data KPA Kabupaten Madiun, angka penularan HIV/AIDS sampai bulan Oktober 2018 dari sejak ditemukan kasusnya pertama kali di tahun 2000-an sudah mencapai 658 penderita.

"Ratusan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tersebut tersebar di seluruh wilayah di kecamatan di Kabupaten Madiun," katanya.

Ia menilai penanggulangan kasus HIV/AIDS di suatu daerah bukan hanya tugas dari Dinas Kesehatan dan KPA setempat saja, namun juga tugas seluruh komponen masyarakat.

"Semua elemen masyarakat harus turut serta membantu memberantas HIV/AIDS sesuai peran dan tugas pokoknya masing-masing," tambahnya.

Yang tidak kalah penting menurut Ahmad adalah sosialisasi penyebaran informasi tentang pencegahan dan bahaya HIV/AIDS secara terus menerus. Jadi, perilaku masyarakat Kabupaten Madiun dapat berubah dan akhirnya kasusnya dapat ditekan. Dengan demikian, diharapkan Kabupaten Madiun akan bebas dari kasus HIV/AIDS.

Sarasehan yang mengambil tema "Kita Cegah HIV/AIDS, Hapuskan Diskriminasi ODHA, Aman dari Bahaya AIDS, dan Sejahtera Tanpa AIDS" tersebut dihadiri juga oleh Wakil Bupati Madiun, perwakilan Forkopimda, Ketua TP PKK, Kepala OPD, perwakilan INKA, Ketua STIKES Bhakti Darma Husada, dan camat se-Kabupaten Madiun.

Infografis Infeksi HIV dan Aids Terlaor Di Indonesia

Ibu Rumah Tangga
Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) Lampung menyebutkan berdasarkan data yang terhimpun penyebaran HIV pada ibu rumah tangga mencapai 1.200 pasien yang terperiksa di Rumah Sakit Abdul Moeloek.

"Sedangkan pada anak mencapai 60 orang. Angka tersebut justru lebih kecil sebarannya di kalangan populasi kunci," kata Ketua IPPI Lampung, Ade Komariah.

Ia menyebutkan, ibu rumah tangga dan anak banyak tertular dari suami/ayah yang berisiko. Menurutnya, penularan yang tidak disadari oleh perempuan dari pasangannya juga berdampak pada janin dalam kandungannya.

Pencegahan dan penanganannya tidak bisa dilakukan oleh IPPI sendiri, lembaga orang dengan HIV (ODHA) lainnya, atau bahkan dibebankan sepenuhnya pada pihak kesehatan saja. Selain itu, juga mengajak lembaga masyarakat yang peduli terhadap masalah perempuan dan anak, seperti PUSPA Lampung, DAMAR, PKBI Lampung, Dinas PP-PA Provinsi Lampung, Dinas Pendidikan Kota Bandarlampung, dan lembaga lainnya.

Dalam pertemuan tersebut, terungkap bahwa semua pihak sebenarnya memiliki program yang beririsan dengan target perempuan dan anak, khususnya dalam hal hak kesehatan seksual reproduksi. Karenanya, para pihak terkait sepakat untuk saling bersinergi dalam program pencegahan penyebaran HIV/AIDS yang baru.

IPPI sendiri menggelar pelatihan fasilitator "Petualangan Arumi" yang bukunya digunakan sebagai petunjuk pencegahan penularan HIV/AIDS pada Ibu dan Anak (PPIA) serta hak kesehatan seksual reproduksi (HKSR). Kegiatan tersebut melibatkan tenaga medis, anggota IPPI sendiri, dan lembaga masyarakat.

Buku PPIA menjadi pedoman pencegahan, penanganan dan dukungan dari masyarakat serta tenaga medis dalam rangka menekan laju penularan HIV/AIDS. Diharapkan buku ini juga menumbuhkan kesadaran seksual pada perempuan.

"Karena sebenarnya, menularkan virus atau penyakit menular tanpa dikehendaki adalah bentuk dari kekerasan," tambah Ade. (Rafael Sebayang)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar