c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

11 Maret 2019

16:42 WIB

Sekolah Diminta Tambah Ekskul Tentang Lingkungan

Bencana banjir di wilayah Kabupaten Madiun ini terjadi akibat ulah manusia

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Sekolah Diminta Tambah Ekskul Tentang Lingkungan
Sekolah Diminta Tambah Ekskul Tentang Lingkungan
Ilustrasi. Siswa Sekolah Dasar melakukan kegiatan ekstrakulikuler di halaman sekolah. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

MADIUN – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meminta sekolah-sekolah meningkatkan pelajaran ekstrakurikuler (ekskul) tentang lingkungan. Dengan tujuan agar siswa memiliki kedasaran untuk menjaganya.

"Selama ini memang sudah ada pelajaran ekstrakurikuler dan praktik yang tujuannya untuk menanamkan kesadaran menjaga lingkungan. Namun akan lebih baik lagi jika ditingkatkan," kata Muhadjir saat meninjau sekolah yang terdampak bencana banjir di wilayah Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, seperti dilansir Antara, Senin (11/3).

Pada kesempatan itu, Mendikbud sependapat dengan penilaian Bupati Madiun Ahmad Dawami yang menyebut kalau bencana banjir di wilayah Kabupaten Madiun ini terjadi akibat ulah manusia yang tidak ramah dan kurang menjaga lingkungan hidupnya.

"Saya menggarisbawahi yang disampaikan Pak Bupati, bahwa banjir ini akibat ulah tangan manusia. Saya juga setuju sekali, semestinya minimal sebulan sekali, secara periodik, siswa dikerahkan untuk melakukan gerakan kebersihan di lingkungan sekolah masing-masing, sungai-sungai, bahkan kalau perlu diadakan lomba kebersihan antar sekolah," kata dia.

Ia menjelaskan, masalah lingkungan, terutama soal sampah bukan hanya problem di Madiun tapi juga menjadi masalah nasional dan internasional. Hal ini harus diatasi karena sampah bukan hanya menjadi penyebab banjir, tapi berdampak bagi kesehatan manusia, terutama sampah plastik

"Terlebih sampah mikro plastik yang sangat berbahaya. Sekarang ikan-ikan makan plastik, yang kemudian plastiknya dimakan manusia. Jadi badan kita ini penuh dengan mikro plastik, karena kita makan ikan yang memakan mikro plastik. Ini problem nasional bahkan internasional, yang kita harus betul-betul peduli, kalau tidak ini sangat berbahaya," katanya.

Selain melihat posko bencana di kantor Kecamatan Balerejo, Mendikbud juga meninjau sejumlah sekolah yang bangunannya terdampak banjir. Di antaranya di SMPN 01 Balerejo, TK/SD Garon 02, TK/SD Glonggong, SD Purworejo, dan SMK Mejayan.

Pada kunjungannya kali ini pihaknya sempat memberikan bantuan kepada sejumlah sekolah yang terdampak banjir. Di antaranya berupa bantuan langsung sejumlah komputer.

Seperti diketahui, banjir besar melanda wilayah Kabupaten Madiun beberapa hari lamanya, semenjak Rabu (6/3). Sebanyak 5.707 kepala keluarga (KK) dan 497 hektare lahan pertanian terdampak banjir.

Diketahui sebanyak 5.024 permukiman rusak ringan dan 62 permukiman rusak berat. Kecamatan yang terdampak tersebut antara lain Kecamatan Madiun, Saradan, Balerejo, Pilangkenceng, Sawahan, Mejayan, Wungu, Wonoasri, Gemarang, Kebonsari, Kare, dan Dagangan.

Dampak banjir ini sampai memunculkan status darurat bencana banjir di wilayah Kabupaten Madiun. Hal ini tertuang dalam Surat Keputusan Nomor 188.45/69/KPTS/402.013/2019 yang ditandatangani Bupati Madiun Ahmad Dawami pada Rabu (6/3) dan berlangsung hingga 19 Maret 2019.

Bupati Madiun menerangkan, penyebab banjir di Kabupaten Madiun akibat kurangnya kesadaran manusia dalam menjaga lingkungan. Di antaranya, perilaku membuang sampah sembarangan.

"Penyebabnya kita sendiri, yakni permasalahan sampah, rasa memiliki terhadap aset kabupaten dan aset nasional yang masih kurang. Jadi ketika tidak ada rasa memiliki, ketika ada tanggul bocor sedikit, dibiarkan, akhirnya jebol," kata Dawami. (Nofanolo Zagoto)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar