c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

22 Mei 2020

08:54 WIB

Sekitar 58 Ribu Seniman Butuh Bantuan Selama Pandemi

Tahun ini, konser orkestra Jakarta City Philharmonic digelar secara virtual dan dikhususkan untuk membantu seniman tradisional yang terdampak pandemi covid-19

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Sekitar 58 Ribu Seniman Butuh Bantuan Selama Pandemi
Sekitar 58 Ribu Seniman Butuh Bantuan Selama Pandemi
Jakarta City Philharmonic. Di tengah pandemi, konser orkestra daring bertema

JAKARTA – Hampir semua profesi, tak terkecuali seniman, menjadi korban dari pandemi covid-19. Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, setidaknya ada 58 ribu seniman yang tercatat membutuhkan bantuan dana selama pandemi covid-19 berlangsung.

Hilmar menyebut, sampai saat ini sudah terkumpul daftar nama seniman yang membutuhkan bantuan lantaran tidak memiliki pendapatan selama pandemi. Daftar seniman tersebut termasuk para seniman tradisional yang menggantungkan hidupnya hanya pada seni pertunjukan.

"Pertama terkumpul 38 ribu nama-nama seniman Indonesia, termasuk seniman tradisi. Lalu ada tambahan lagi 20 ribu nama dan totalnya jadi 58 ribu," ujar Hilmar dalam virtual conference konser Jakarta City Philharmonic, Kamis (22/5).

Bantuan yang diberikan oleh Dirjen Kebudayaan sendiri, dibagi menjadi dua, yakni bantuan bersifat langsung atau yang disebut dana apresiasi berjumlah Rp1 juta dan kolaborasi konser.

"Bantuan yang sifatnya langsung terutama untuk yang enggak punya pendapatan lain, jadi kita cari solusi tercepat. Teman-teman tinggal SMS sebut nama dan beri bukti kalau dia betul-betul seniman bisa lewat foto, nanti langsung kita transfer," jelas Hilmar.

Untuk gelombang pertama, pihak Dirjen Kebudayaan akan mengirimkan dana kepada 27 ribu seniman yang sudah terverifikasi. Nantinya akan ada gelombang baru, karena sampai saat ini masih banyak data baru yang masuk.

"Ini yang pertama kan yang sifatnya darurat, nanti bentuknya juga akan ada banyak, enggak cuma transfer. Untuk pertama memang 27 ribu orang. Pembayaran akan langsung dari Kementerian Keuangan, bukan dari kita. Saya rasa Jumat ini sudah mulai," kata Hilmar.

Hilmar juga akan melakukan pencocokan data agar bantuannya tidak tumpang tindih dengan proyek kolaborasi lain sehingga para seniman yang terdaftar rata mendapatkannya.

"Yang 27 ribu orang itu murni dari APBD, kolaborasi ini adalah kerja sama. Sasarannya gimana? Sebisa mungkin tidak ada duplikasi, kita upayakan orang yang sama tidak dapat beberapa kali. Kami berusaha menjangkau seluas mungkin," ujarnya.

 

Seniman menampilkan tarian goyang karawang saat Grand Opening Festival Goyang Karawang Internasional di Karawang, Jawa Barat, Jumat (27/9/2019) malam. ANTARAFOTO/M Ibnu Chazar.

 

Jakarta City Philharmonic
Selain bantuan tunai langsung, lewat kampanye "Kolaboratsy", OVO bekerja sama dengan Jakarta City Philharmonic dan Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengadakan konser daring. Gelaran ini dikhususkan untuk membantu industri seni budaya khususnya seniman tradisional yang terdampak pandemi covid-19.

Konser orkestra yang bertema "Berbagi dalam Keterbatasan" ini dilaksanakan pada Jumat, 22 Mei 2020 pukul 16.00 WIB di kanal YouTube Budaya Saya. Selain musik orkestra, konser ini juga menampilkan Melly Goeslaw, Maruli Tampubolon dan Tohpati.

"Konser ini waktu persiapannya singkat sekali, ini hasil pembicaraan dengan Jakarta City Philharmonic. Konser ini tidak hanya saling berbagi tapi untuk nyalanya kesenian agar tetap ada," ujar Hilmar.

Anto Hoed selaku Dewan Komisaris Jakarta City Philharmonic mengatakan, konser ini diharapkan bukan sekadar acara penggalangan dana, tapi juga untuk menghidupkan semangat seniman untuk terus berkarya.

"Kami berharap proyek ini dapat membagikan harapan baru, terutama bagi seniman tradisional yang terkena dampak covid-19. Kami dibantu oleh musisi-musisi seperti Maruli Tampubolon, Melly Goeslaw dan Tohpati untuk membangun semangat berbagi dan menggalang dukungan nasional demi keberlangsungan pekerja seni tradisional di industri seni budaya Indonesia," jelas Anto.

Akan ada enam lagu yang dimainkan dalam konser orkestra Jakarta City Philharmonic yakni "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman. Kemudian "Varia Ibukota" karya Mochtar Embut, "Sio Mama" karya Melky Goeslaw yang akan dibawakan Melly Goeslaw, "Wanita" karya Ismail Marzuki yang dibawakan Maruli Tampubolon, "Can-Can" karya Jacques Offenbach dari Opera Orpheus in Underworld dan penampilan solo Tohpati lewat "Jatuh Cinta".

Selain menyaksikan konser daring, anda bisa berpartisipasi secara digital untuk berdonasi dengan mengklik tautan DOKU yang tertanam di bagian deskripsi video YouTube. Penonton juga dapat dengan mudah mengikuti langkah-langkah yang tersedia untuk donasi di platform dan menyelesaikan pembayaran dengan OVO.

Nantinya, total donasi yang terkumpul akan didistribusikan oleh BenihBaik, untuk selanjutnya disalurkan kepada para seniman tradisional di Indonesia yang terkena dampak covid-19.

 

Dua seniman menampilkan Tari Legong Keraton dalam pementasan tari Bali klasik di Pesta Kesenian Bali ke-39, Taman Budaya Denpasar, beberapa waktu lalu. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana.

 

Komponis Muda
Sementara itu, Anggota komite musik Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Otto Shidarta menyatakan, orkestra musik klasik Jakarta City Philharmonic memberikan ruang bagi karya-karya dari komponis muda.

"Jakarta City Philharmonic juga menampung karya komponis muda yang telah melalui kurasi, jadi tidak memainkan karya yang itu-itu saja," cetusnya,

Dengan adanya ruang tersebut, komponis muda pun diharap semakin semangat untuk menghasilkan karyanya. Dari tahun ke tahun, menurut Otto, masyarakat semakin antusias untuk melihat pertunjukan Jakarta City Philharmonic. Penontonnya juga tidak hanya dari kalangan tua saja, tetapi juga berasal dari kalangan muda.

Jakarta City Philharmonic dibentuk oleh gagasan Dewan Kesenian Jakarta bersama Badan Ekonomi Kreatif. Pada November 2016, orkestra tersebut melangsungkan konser perdananya.

Untuk tahun 2019, katanya, Jakarta City Philharmonic telah mandiri, dan melangsungkan konser dengan dukungan dari Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki. Otto mengatakan kelompok orkes tersebut dibentuk untuk melengkapi Jakarta sebagai kota metropolitan.

"Baru kali ini Jakarta memiliki orkestra yang di dalamnya menampung banyak pemusik dan komponis muda," demikian Otto Shidarta. (Faisal Rachman)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar