c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

28 November 2019

20:39 WIB

Sampai Akhir Tahun, Inflasi di Jakarta Dipastikan Terkendali

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta terus memantau perkembangan harga bahan pokok jelang Natal dan Tahun Baru

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Sampai Akhir Tahun, Inflasi di Jakarta Dipastikan Terkendali
Sampai Akhir Tahun, Inflasi di Jakarta Dipastikan Terkendali
Sejumlah warga berbelanja di Pasar Senen, Jakarta, beberapa waktu lalu. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

JAKARTA – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta memastikan, tingkat inflasi di wilayah ibu kota terkendali. Bisa dibilang masih sesuai sasaran inflasi nasional 3,5% plus minus satu persen hingga akhir 2019.

Keterangan pers Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta yang diterima di Jakarta, Kamis (28/11) mengatakan, komitmen untuk mencapai target tersebut, merupakan hasil dari rapat koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta. Pengendalian inflasi di ibu kota dipastikan terus dilakukan terutama jelang perayaan Natal dan Tahun Baru.

Di antaranya melalui penyiagaan pasokan maupun komoditas pangan, seperti beras, daging ayam ras, telur, minyak goreng, bawang putih, cabai dan bahan makanan lainnya. Sedangkan pasokan LPG 3 kilogram juga aman karena penggunaan baru terpakai 83% dari kapasitas tersedia. Pertamina sendiri sudah berkomitmen melakukan penambahan sebanyak 50% sampai Desember 2019.

Optimalisasi bahan pangan pun telah dilakukan BUMD di DKI Jakarta. Untuk pasokan daging ayam ras akan diamankan oleh Dharma Jaya. Sementara, kerja sama Pasar Jaya dengan Kementan (Toko Tani Indonesia) dan Bulog (Rumah Pangan Kita) dikhususkan untuk mengamankan pasokan bawang merah. Termasuk juga melakukan optimalisasi mesin controlled atmosphere storage untuk pasokan cabai merah di Pasar Kramat Jati.

Selain itu, sebagai upaya stabilisasi harga, sekitar 30% pasokan di Jakarta juga dibeli oleh pedagang di empat kota sekitar seperti Bogor, Depok, Banten dan Bekasi, dengan mengoptimalkan pusat distribusi Pasar Jaya.

Berdasarkan data, saat ini kebutuhan minyak goreng di Jakarta untuk Natal dan Tahun mencapai 8.093 ton atau naik 0,5% dari kebutuhan bulan normal 7.707 ton. Adapun kebutuhan bawang merah mencapai 3.340 ton atau naik 0,5% dari kebutuhan normal 3.180 ton.

Sementara kebutuhan cabai merah mencapai 2.581 ton atau naik 0,49% dari kebutuhan normal 2.459 ton. Sedangkan kebutuhan bawang putih mencapai 2.970 ton atau naik 0,1% dari kebutuhan normal 2.700 ton.

Adapun untuk kebutuhan beras, diproyeksikan mencapai 83.191 ton atau naik 5% dari kebutuhan normal sebesar 79.229 ton. Kemudian kebutuhan gula mencapai 6.997 ton atau naik 5,01% dari kebutuhan normal sebanyak 6.663 ton.

Khusus untuk kebutuhan daging sapi diprediksi mencapai 6.916 ton atau naik 5,02% dari kebutuhan normal sebesar 6.916 ton. Kemudian kebutuhan daging ayam mencapai 11.966 ton atau naik 5,01% dari kebutuhan normal sejumlah 11.395 ton. Lalu, kebutuhan telur ayam mencapai 9.015 ton atau naik 5% dari kebutuhan normal 8.585 ton.

Batas Wajar
Sebelumnya, Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Srie Agustina mengatakan, sekalipun ada kenaikan harga bahan pokok di DKI Jakarta jelang Natal dan Tahun Baru 2020, namun dinilai masih dalam batas wajar. "Di Jakarta sudah ada kenaikan beberapa item bahan pokok, namun secara umum harganya masih berada di batas wajar," kata Srie di Jakarta, Rabu.

Sejak Selasa 26 November 2019, ia memastikan, petugas kementerian telah memantau harga kebutuhan pokok di pasar, seperti telur ayam, daging ayam, cabai merah dan sebagainya. "Kami memantau kenaikkan kebutuhan pokok itu agar harga yang ditawarkan tidak 'mencekik' pembeli. Untuk DKI, kami memantau di 12 pasar dan ini yang kelihatan harganya sedikit naik," tuturnya.

Kenaikan harga itu, kata Arie, memang patut diwaspadai karena bisa berdampak bagi masyarakat. Untuk itu, Kemendag melakukan koordinasi dengan TPIP di sejumlah daerah Indonesia, termasuk DKI Jakarta. "Kami adakan rapat koordinasi agar teman-teman dari TPIP DKI bisa melakukan antisipasi dan memasok kecukupan pangan, sehingga harga-harganya tetap stabil," ujar Srie.

Berdasarkan catatannya, kata Arie, daging ayam naik dari sebelumnya Rp30.000-an sekarang Rp34.175 per ekor. Harga itu, menurut Arie, sebenarnya hanya selisih Rp175, karena harga acuan Kemendag mematok harga di Rp34.000 per ekor.

"Sedangkan telur ayam, harga acuan kami Rp23.000, tapi yang kami pantau jadi Rp24.000 atau naik Rp1.000. Jadi relatif naik sedikit harganya," cetusnya.

Memantau Aplikasi
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sendiri menegaskan, pihaknya selalu memantau aplikasi "Info Pangan Jakarta" (IPJ) dalam mengantisipasi harga pangan yang berpotensi melambung menjelang Natal dan Tahun Baru 2020. Menurut Anies, TPID sudah diinstruksikan untuk memantau pergerakan harga kenaikan pangan melalui aplikasi.

“Aplikasinya itu memungkinkan untuk mengetahui kondisi harga kebutuhan pokok di Jakarta secara real time (seketika)," kata Anies.

Dari pantauan, kata Anies, pihaknya menjamin pasokan pangan di wilayah Jakarta aman dalam menyambut Natal dan Tahun Baru 2020. "Insyaallah pasokan kita aman untuk Natal dan Tahun Baru," serunya.

Sejatinya, ketersediaan pasokan pangan itu, kata Anies, bisa juga dipantau langsung oleh masyarakat dan bisa diunduh di perangkat ponsel pintar berbasis Andriod ataupun iOS. Melalui aplikasi ini, masyarakat juga dapat memantau harga kebutuhan pokok yang ada di pasar maupun ritel. Bahkan bisa memberi komentar pada pemerintah melalui kolom yang disediakan.

"Kalau ditanya apa sih yang paling saya pikirkan setiap hari? Yah harga bahan pokok Jakarta, karena ini mempengaruhi kehidupan warga DKI Jakarta. Makannya saya menganjurkan semua untuk menggunakan aplikasi," ujar Anies. (Faisal Rachman) 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar