16 September 2019
12:03 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
SEMARANG – Para sukarelawan dengan sigap bertempur menghadapi kobaran api di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Merbabu, Jawa Tengah menggunakan alat seadanya. Relawan itu memadamkan api menggunakan ranting pohon, cangkul, sabit dan alat tradisional lainnya.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, titik api di sekitar Gunung Merbabu sudah tidak terlihat lagi. "Dari laporan tadi, sudah tidak ada lagi titik api. Alhamdulillah (kebakaran hutan Gunung Merbabu, red) sudah diatasi, namun saya minta semua tim tetap 'stand by' untuk menghindari adanya titik api lagi," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, dilansir Antara, Senin (16/9).
Hal tersebut disampaikan Gubernur Ganjar mengingat musim kemarau diprediksi masih akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan. Orang nomor satu di Jawa Tengah itu menyoroti bagaimana proses pemadaman api di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Merbabu yang dilakukan secara manual.
"Saya sedang berpikir, bagaimana caranya melakukan pemadaman yang lebih efektif, selain menggunakan 'water bombing', sebenarnya ke depan tidak menutup kemungkinan penggunaan robot atau teknologi lain untuk memadamkan api. Kami akan bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk mencari teknologi tersebut," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Ganjar secara khusus mengapresiasi para sukarelawan dan pihak terkait yang telah berupaya memadamkan kebakaran hutan Gunung Merbabu di Kabupaten Semarang, Boyolali, dan Magelang.
Ia juga mengimbau masyarakat, khususnya para pendaki agar mematuhi terkait dengan adanya penutupan jalur pendakian menuju puncak Gunung Merbabu. "Pendakian di puncak Gunung Merbabu tetap akan ditutup sampai musim hujan tiba, masyarakat yang ada di sekitar Taman Nasional Gunung Merbabu juga dilarang untuk naik ke puncak," katanya.
Seperti diwartakan, kebakaran hutan di Taman Nasional Gunung Merbabu berhasil dipadamkan, meskipun dilakukan secara manual. Luasan hutan yang terbakar di Taman Nasional Gunung Merbabu tercatat 436 hektare.
Asap TPA
Di Makassar, asap sisa kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) di Tamangapa Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menyisakan polusi asap hingga meluas ke pemukiman warga di sekitar TPA setempat maupun merambat ke sebagian wilayah Kabupaten Gowa, Senin (16/9).
Petugas pemadam bertarung menjinakkan api selama 15 jam. Selain itu, kabut asap sisa pembakaran memenuhi di sepanjang jalan Aroepala (Hertasning Baru) hingga di jalan Yasin Limpo membuat jarak pandang pengendara menjadi terganggu.
Bahkan asap menyebar ke pemukiman warga hingga beberapa masjid di wilayah sekitar menyampaikan imbauan melalui pengeras suara kepada warga agar terus waspada, dan tetap menggunakan masker pengaman, mengingat asap tersebut membawa polusi. Asap juga mengganggu aktivitas sebagian warga di bagian timur kota tepatnya wilayah Kecamatan Manggala dan Panakukang sejak malam tadi. Kabut asap mengepul di jalanan hingga jarak pandang berkurang.
Kebakaran tersebut terjadi Minggu siang 15 September, sampai Senin subuh 16 September 2019. Sijago merah membakar empat blok gunung sampah berada di TPA tersebut. Sebanyak 30 unit kendaraan pemadam kebakaran secara bergantian diterjunkan untuk memadamkan api.
Sebanyak empat blok tempat penampungan akhir (TPA) di tempat itu hangus terbakar. Kebakaran terjadi sejak Minggu, 15 September 2019, siang pukul 13.30 dan terus meluas ke blok lain. Beruntung api berhasil dikuasai pada Senin subuh pukul 04.55 WITA. "Ada 30 unit kendaraan Damkar dan 70 unit mobil tangki diturunkan. Sejak siang kemarin tim berusaha memadamkan api, dan tadi subuh sekitar pukul 04.55 WITA Api sudah padam, hanya saja asap masih ada. Proses pemadaman diperkirakan sampai 15 jam, " sebut Ketua regu Damkar Kota Makassar, Hidayatullah. (Syahrul Munir)